SURABAYA – Guna memudahkan masyarakat khususnya warga Indonesia untuk menuntut ilmu, Kemendikbudristek membuat suatu program pembelajaran untuk mahasiswa bernama Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). MBKM memiliki tujuan agar mahasiswa dapat mencari ilmu diluar kampus dengan harapan menguasai berbagai pengetahuan yang berguna untuk memasuki dunia kerja. MBKM sendiri memiliki beberapa pilihan program didalamnya seperti magang, studi independent, dan lain sebainya, serta didalam MBKM ini banyak sekali mitra-mitra ternama yang menyediakan tempat bagi mahasiswa untuk mencari ilmu, salah satunya ICE Institute.
ICE Institute merupakan pusat kuliah online yang terakreditasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang mana membuka studi independen pada bulan januari 2022 di Kampus Merdeka dengan nama studi inpendennya yaitu Microcredential Game Developer. Sesuai dengan namanya studi independen ini berfokus pada pembuatan game dan program ini dilaksanakan selama 5 bulan tepatnya pada tanggal 15 Februari sampai dengan 1 Juli 2022 secara daring.
Sebelum memulai kegiatan mahasiswa diharuskan memilih peran dalam pembuatan game, seperti Game Programmer, Game Artist, Game Designer, Project Manager, dan Educational Game Developer dan mengikuti ujian untuk mengetahui kemampuan mahasiswa tersebut.
Salah satu mahasiswa UPN “Veteran” Jawa Timur, Mochammad Yanuar Fitroni mengikuti program studi independen ini guna mendapatkan peran sesuai yang diinginkannya yaitu Game Programmer. Dalam program ini dibagi menjadi dua kegiatan yaitu proses pembelajaran sesuai dengan peran yang didapat selama 3,5 bulan dan proses pembuatan game berkelompok dengan berbagai peran (capstone) selama 1,5 bulan.
“Proses pembelajarannya, kami mahasiswa diberikan materi sesuai dengan perannya masing-masing, untuk peran Game Programmer ada materi pengenalan unity game engine, materi dalam pembuatan game 2D sederhana, materi dalam pembuatan game 3D seperti game FPS dan TPS, serta materi pengenalan monetisasi dalam game,” terang Yanuar.
Sedangkan dalam kegiatan capstone masing-masing kelompok ditugaskan untuk membuat sebuah game sesuai dengan tema yang diberikan dalam waktu yang telah ditentukan. Mochammad Yanuar Fitroni sendiri mengambil perannya sebagai Game Programmer dan berhasil menciptakan game edukasi drag & drop mengenai pengenalan sampah bernama “Garbage Sorter”.
“Game ini menceritakan tentang seorang anak yang memiliki keingintahuan tinggi tentang tujuan akhir dari sampah yang ia buang sehingga suatu hari orangtuanya mengajak dia untuk pergi ke tempat kerja bibinya yaitu pabrik pengolahan sampah. Disana ia belajar banyak tentang pengelompokan sampah termasuk sampah organic dan sampah anorganik juga sampah yang mengandung bahan berbahaya, ungkapnya.
Game “Garbage Sorter” ini dibuat dengan bantuan unity game engine dengan menggunakan bahasa pemrograman C# hingga menjadi game seutuhnya serta bisa diunduh dan dimainkan pada platfrom android secara gratis di itch.io.
“Banyak hal yang saya peroleh melalui program ini. Menurut saya, selama mengikuti program studi independen Mircrocredential Game Developer di ICE Institute ini saya mendapatkan manfaat dan pengalaman yang dapat diambil. Seperti menambah pengalaman sebagai pengembang game, kerja sama dalam tim, pembagian waktu, meningkatkan skill dalam teknologi informasi, melatih kemampuan berkomunikasi dengan orang yang baru, dan ilmu yang bermanfaat untuk menghadapi dunia kerja,” tutupnya.
Harapannya kedepan untuk program ini agar masih tetap berlanjut dan perlu ditingkatkan lagi untuk mandapatkan manfaat yang lebih baik lagi dari sebelumnya. (*)