SURABAYA – Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dirilis oleh Kemendikbudristek merupakan memberikan wadah bagi mahasiswa agar bisa menguasai berbagai bidang ilmu di luar kelas perkuliahan sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja. Mahasiswa diberikan kebebasan untuk memilih dan menentukan mata kuliah guna memperkuat pengalaman dan kompetensinya. MBKM tersebut memiliki berbagai macam program yang dapat dipilih, salah satunya adalah Studi Independen.
Melalui Studi Independen, mahasiswa UPN Veteran Jatim M. Dafa Ardiansyah mengaku mendapatkan pembelajaran kompetensi yang spesifik, praktis, dan dibutuhkan. Dafa juga dapat berinteraksi dengan para pakar untuk memahami penerapan mengenai studi yang diambil. Pada akhir program, mahasiswa diharapkan dapat mempraktekkan kompetensi tersebut dalam sebuah proyek yang sesungguhnya.
Dalam kesempatannya PT. Mitra Edukasi Pratama menjadi perusahaan mitra yang menerima mahasiswa dalam program MBKM Studi Independen dalam mempelajari pembuatan game. Pelaksanaan kegiatan tersebut berlangsung secara daring melalui platform pembelajaran yang disediakan oleh pihak terkait. Para peserta yang terdiri dari mahasiswa dapat memilih peran dalam pembuatan permainan game, seperti Game Programmer, Game Artist, Game Designer, Project Manager, dan Educational Game Developer.
Kegiatan Stream Programmer Studi Independen dari ICE ini dimulai dari tanggal 15 Februari sampai dengan 1 Juli. Dalam kurun waktu tersebut kegiatan studi independen berlangsung selama empat bulan. PT. Mitra Edukasi Pratama memberikan materi yang sesuai dengan peran yang diambil oleh mahasiswa. Dalam pelaksanaan pembelajaran mahasiswa dikelompokkan dengan berbagai peran untuk membuat sebuah game sendiri dalam kurun waktu satu bulan.
“ Saya selaku Game Programmer bersama kelompok saya bisa membuat game sendiri yang bernama Pencak Silat: Art of Fight, merupakan game fighting 1 vs 1 berbasis mobile yang berlatar belakang anak padepokan bernama Ramdani. Ramdani mempelajari pencak silat sejak usia belia. Karena gigihnya dalam berlatih, Ramdani mampu mempelajari ilmunya hingga pesat, sehingga gurunya memberikan benda pusaka untuk keberlanjutan perguruan pencak silat,” ujarnya.
Game ini tercipta dari program ICE Institute pada sesi Capstone yang dikerjakan secara berkelompok, semua kegiatan dari stream game programmer ini dilakukan secara daring yang pembelejarannyadilaksanakan secara tatap muka maupun secara daring dan sistem pembelajaran milik ICE Institute.
“Pada capstone ini Saya bersama satu teman bertanggung jawab menangani bagian programming game untuk menciptakan mekanik dari game design yang telah dibuat dari awal,”pungkas Dafa.
Dafa sendiri memiliki hobi bermain game sejak dulu, hal tersebut menjadi latar belakang untuk mengikuti kegiatan ini karena memiliki rasa penasaran yang tinggi akan pembuatan sebuah gim. Dari sini Dafa tahu bagaimana susahnya cara membuat sebuah game, sehingga Dafa dapat lebih menghargai semua game yang diciptakan.
Game Pencak Silat: Art of Fight ini sendiri dibangun dengan perangkat lunak Unity Engine, yang semua alur pembuatannya menggunakan metode manajemen Kanban dengan bantuan aplikasi Trello. Selanjutnya dimulai dengan pembuatan game design document yang disusun oleh stream game design, diteruskan dengan pembuatan aset-aset yang diciptakan oleh stream game artist, lalu yang terakhir dilanjutkan pembuatan mekanik seluruh game ini menggunakan bantuan Unity Engine yang menggunakan bahasa pemrograman C# sehingga terbentuk menjadi game utuh yang siap dimainkan dan dipublikasikan.
“Menurut Saya, mengikuti Studi Independen di ICE Institute memberikan pengalaman lebih selain disisi edukasi. Kerjasama dalam tim, pembagian waktu, dan bertemu dengan orang lain yang berbeda dengan diri kita merupakan beberapa hal kecil yang dapat dijadikan pengalaman baru untuk bersiap di dunia kerja. Oleh karena itu, Semoga kegiatan yang Saya ikuti ini membuahkan hasil dimana semua ilmu diberikan tidak akan menjadi sia-sia, dan memberikan pengalaman yang tiada harganya mengenai industri pembuatan gim, serta semoga kedepannya Saya dan Mitra lebih baik lagi,”tutupnya.