GRESIK- Cabang Dinas Pendidikan (cabdin) Provinsi Jawa Timur Wilayah Kabupaten Gresik mendorong enam sekolah penggerak di Gresik terus berbenah. Pasalnya, sekolah penggerak itu menjadi rujukan dalam kurikulum baru nantinya.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Cabdin Pendidikan Wilayah Kabupaten Gresik, Kiswanto mengatakan, ada enam sekolah yang menjadi sekolah penggerak di Gresik. “Jumlah itu merupakan terbanyak di Jatim dibandingkan kabupaten/kota lainnya,” kata Kiswanto.
Sekolah penggerak itu yaitu SMAN 1 Balongpanggang, SMAN 1 Menganti, SMAN 1 Dukun, SMAN 1 Sidayu, SMAN 1 Gresik dan SLB Bhayangkara atau Pendidikan Layanan Khusus Bagi Pekerja Anak (PKLK). Nantinya sekolah penggerak itu akan menjadi contoh pembelajaran di sekolah lainnya, baik dari kurikulum pembelajarannya, guru, model pembelajaran dan lain sebagainya. “Total ada 16 sekolah penggerak yang tersebar di Jatim,” ungkapnya.
Menurutnya, proses menjadi sekolah penggerak tidak mudah. Kendala yang dialami mayoritras dari sumber daya manusia (SDM), seperti kepala sekolah yang mayoritas usia di atas 57 tahun. “Selama jadi sekolah penggerak, empat tahun tidak boleh ganti kepala sekolah, jika umurnya sudah mau pensiun, maka bisa gagal jadi sekolah penggerak ,” kata Kis.
Dengan adanya sekolah penggerak, kepala sekolah harus komitmen menjadikan sekolah penggerak sehingga menjadi rujukan sekolah lain dan bisa menjadi percontohan. (jar/han)