GRESIK – Meskipun pandemi belum sirna, namun hal tersebut tidak menghalangi kegiatan Melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan kampus Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG). Salah satunya kelompok 6 KKN Mandiri yang melaksanakan pengabdian kepada masyarakat secara daring / virtual dengan sesekali turun langsung ke warga di desanya masing masing.
Dalam kegiatan tersebut anggota kelompok 6 melakukan beberapa kegiatan sesuai tema yang salah satunya membahas tentang Covid-19. Dimana mereka mengusung tema Pemberdayaan Masyarakat Desa Menuju Desa Mandiri, Progam Kerja Sesuai Bidang Ilmu/Jurusan, dan Covid 19.
Heri Purnama P. selaku DPL dari kelompok 6 menuturkan pelaksanaan KKN secara online ini cukup bagus untuk memfasilitasi mahasiswa belajar bermasyarakat. Sebagaimana tujuan dari KKN itu sendiri untuk meningkatkan empati dan kepedulian mahasiswa.
“Mereka bisa menerapkan IPTEKS secara kerja tim dan interdispliner, sehingga menanamkan nilai kepribadian yang ulet, tangung jawab, mandiri, dan memiliki jiwa kepemimpinan. Dalam kondisi pandemi ini mahasiswa tidak dapat berinteraksi secara langsung tetapi kegiatan KKN ini sudah cukup bagus.” Tutur Heri Purnama.
Kelompok 6 sendiri telah melakukan penyuluhan pencegahan Covid-19 dengan menempelkan poster dan menyebarkannya di group WhatsApp desa masing masing. Selain itu mereka juga memberikan edukasi tentang penanganan stress selama pandemi dan bagaimana menghadapi panic buying. Kegiatan tersebut berlangsung secara online hingga turun langsung ke warga melakukan penyemprotan desinfektan untuk mencegah penyebaran virus Covid-19.
Mahasiswa KKN kelompok 6 juga melakukan penyuluhan membuat hand sanitizer alami dan dibagikan kepada masyarakat sekitar. Progam ini di harapkan dapat mendorong masyarakat agar lebih produktif dan mampu memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk kepentingan bersama.
Firgy selaku ketua Kelompok 6 menuturkan KKN secara online ini sangat menghemat biaya karena hanya beberapa kali saja ia terjun ke lapangan. Namun begitu ia mengaku cukup sedih karena tidak bisa berbaur dengan warga seperti kegiatan KKN di kondisi normal. “KKN kali ini cukup menghemat biaya dan tenaga juga memiliki jangkauan yang cukup luas karena dilakukan di desa masing-masing, namun kita tidak bisa terjun langsung ke lapangan dan berinteraksi dengan warga sehingga kurang bisa merasakan atmosfer KKN ketika kondisi normal”.ujar Firgy.
Dirinya mengaku memiliki kendala saat pelaksanaan KKN, yakni kurangnya tanggapan dari warga sekitar terkait progam-progam yang sudah diberikan. Hal tersebut dikarenakan di beberapa desa mayoritas penduduknya adalah para lansia yang belum melek Teknologi.(rir/han)