GRESIK – Kualitas pelayanan menjadi faktor penting keberlangsungan Puskesmas. Hal ini terus disampaikan oleh Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah, dalam agenda pemantapan program Universal Health Coverage (UHC) dan peningkatan mutu kualitas dasar di tingkat fasilitas kesehatan pertama.
Bersama Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik dr. Mukhibatul Khusnah, agenda kali ini dilaksanakan di Puskesmas Dukun dan Puskesmas Mentaras, Kecamatan Dukun, Selasa (28/2).
“Maka, pelayanan di Puskesmas harus semakin ditingkatkan. Karena pasien kita beragam, jangan sampai menerima pasien dengan setengah hati. Ini hanya akan menimbulkan rasa sakit hati dan menyebabkan pasien tidak datang lagi ke Puskesmas.” ujarnya di depan para tenaga kesehatan Puskesmas Dukun dan Mentaras.
Baca Juga :Â Pemkab Prioritaskan Pengendalian Inflasi Lewat UHC hingga Investasi
Wabup Aminatun yang sering disapa Bu Min itu juga mengatakan, agar tidak menjadikan pekerjaan tersebut menjadi beban. Menurutnya, kerjasama adalah kunci dalam menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan profesional. “Ini berarti kami harus saling bersinergi dengan yang lain. Pesan saya, jangan sampai merasa jumawa bisa mengerjakan apapun sendirian.” kata Bu Min.
Disisi lain, Bu Min juga mengapresiasi kinerja dari para pegawai Puskesmas. Menurutnya, penurunan angka stunting yang awalnya 23 persen di tahun 2022, kini menjadi 10,7 persen di tahun 2023. Kemudian ada penambahan kepersertaan UHC mencapai 7.000 orang di Kecamatan Dukun.
“Ini menunjukkan bahwa kerja keras kita akan menghasilkan hal yang baik kedepannya.” katanya.
Kadinkes dr. Mukhibatul Khusnah menyampaikan, saat ini telah ada lima Puskemas Pembantu (Pustu) yang tersebar di Kecamatan Dukun. Pustu tersebut akan menjadi dukungan yang signifikan dalam perkembangan Puskesmas kedepannya.
Baca Juga :Â Pengalihan Peserta JKN dalam Program UHC, Begini Mekanismenya
“Melalui Pustu, saya harapkan dapat menunjang fasilitas kesehatan di Ponkesdes masing-masing desa. Selain itu, inovasi-inovasi dalam pencegahan penyakit menular maupun tidak juga perlu untuk terus digencarkan, terutama penurunan angka stunting.” ucapnya.
Di sisi lain, menurut laporan dari beberapa tenaga kesehatan Puskesmas di Dukun, saat ini ada beberapa hal terkait UHC yang perlu ditindaklanjuti. Di antaranya, peserta BPJS tingkat 1 dan 2 yang ingin beralih ke UHC, dan pasien yang bukan Faskes Dukun. Pihaknya terus berkoordinasi dengan Puskesmas setempat dan BPJS Kesehatan Gresik. Meski begitu, dirinya juga berharap untuk Puskesmas terus memberikan sosialisasi perihal tersebut kepada masyarakat sekitar. Sebagai contoh, pasien yang berobat harus menuju ke faskes di daerahnya sendiri. Kalaupun tidak bisa, dapat disarankan untuk pindah faskes mengikuti keinginan pasien. (rir/han)