28 C
Gresik
Friday, 9 June 2023

Target Zero Stunting, ASN Gresik Diminta Jadi Orang Tua Asuh

GRESIK– Kasus stunting atau masalah pertumbuhan pada anak masih menjadi permasalahan serius yang dihadapi Indonesia. Untuk itu, Kabupaten Gresik terus berkomitmen untuk mewujudkan zero stunting di wilayahnya. Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani mengatakan, meskipun Kabupaten Gresik telah mencatatkan perkembangan positif dalam penurunan stunting, namun komitmen tersebut tidak boleh kendor.

“Angka prevalensi stunting kita memang sudah terjun bebas, dari 23 persen menjadi 10,7 persen, di bawah angka Provinsi Jawa Timur. Ini merupakan hasil kerja bersama dari berbagai pihak dan akan terus kita lakukan hingga stunting kita nol,” ujar Gus Yani, begitu sapaan akrab Bupati Fandi Akhmad Yani.

Baca Juga : Angka Stunting di Kabupaten Gresik Selama 2022 Turun 10,7 Persen

Dari data yang ada saat ini terdapat 3.701 kasus stunting yang ada di Kabupaten Gresik. Dirinya membayangkan, jika pegawai di lingkungan Kabupaten Gresik dan masyarakat yang berkecukupan mau untuk menjadi orang tua asuh, maka angka tersebut sudah selesai.

“Kami  lakukan intervensi dengan menyisihkan rezeki minim 10 ribu rupiah perhari. Kita berikan susu, kacang hijau, atau makanan bergizi lainnya selama 90 hari. Saya yakin permasalahan ini selesai, karena kecenderungannya angka yang sembuh dari stunting lebih besar dibandingkan jumlah kasus baru,” pungkasnya.

Semangat sosial ini sejatinya telah diawali jajaran ASN dan BUMD di lingkungan Kabupaten Gresik. Lewat surat edaran awal Maret 2023 lalu, jajaran ASN Pemkab Gresik dihimbau untuk berbelanja kebutuhan pokok guna disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan, termasuk diantaranya untuk balita stunting. Hal ini lantas dilanjutkan dengan terbitnya Peraturan Bupati Gresik No.9 tahun 2023 tentang percepatan penurunan stunting terintegrasi di Kabupaten Gresik.

Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah yang juga sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Gresik menggarisbawahi pentingnya sinergi antar lembaga dalam mewujudkan zero stunting.

“Prevalensi angka stunting kita memang turun, namun angkanya masih tinggi. Saat ini kita ada di posisi ke 6 dari bawah di tingkat Jatim. Oleh karenanya, perlu intervensi lebih lanjut melalui sinergi semua lembaga,” ujar wabup yang sehari-hari akrab disapa Bu Min.

Baca Juga : Turunkan Angka Stunting, Dinas KBP3A Kawal Kampung KB

Intervensi ini menurutnya harus terintegrasi satu dengan yang lain. Contohnya adalah intervensi lewat konsumsi tablet tambah darah bagi siswi SMA/pondok pesantren. Diinisiasi oleh dinas kesehatan melalui puskesmas di tiap kecamatan, kemudian disinergikan dengan melibatkan dinas pendidikan agar tujuan intervensi bisa tercapai.

“Contoh lain adalah sinergi kita dengan pengadilan agama. Kita sudah membangun komunikasi intens agar izin nikah di usia muda bisa diminimalisir. Hal-hal semacam inilah yang harus terus kita lakukan,” tegas Bu Min.

Dalam kesempatan ini, guna percepatan intervensi penurunan Stunting terintegrasi Kabupaten Gresik tahun 2024. Pemkab Gresik telah menetapkan  19 desa di 7 kecamatan menjadi Lokasi Fokus (Lokus ) agar semakin memudahkan upaya penurunan stunting di daerah tersebut. (yud/han)

GRESIK– Kasus stunting atau masalah pertumbuhan pada anak masih menjadi permasalahan serius yang dihadapi Indonesia. Untuk itu, Kabupaten Gresik terus berkomitmen untuk mewujudkan zero stunting di wilayahnya. Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani mengatakan, meskipun Kabupaten Gresik telah mencatatkan perkembangan positif dalam penurunan stunting, namun komitmen tersebut tidak boleh kendor.

“Angka prevalensi stunting kita memang sudah terjun bebas, dari 23 persen menjadi 10,7 persen, di bawah angka Provinsi Jawa Timur. Ini merupakan hasil kerja bersama dari berbagai pihak dan akan terus kita lakukan hingga stunting kita nol,” ujar Gus Yani, begitu sapaan akrab Bupati Fandi Akhmad Yani.

Baca Juga : Angka Stunting di Kabupaten Gresik Selama 2022 Turun 10,7 Persen

-

Dari data yang ada saat ini terdapat 3.701 kasus stunting yang ada di Kabupaten Gresik. Dirinya membayangkan, jika pegawai di lingkungan Kabupaten Gresik dan masyarakat yang berkecukupan mau untuk menjadi orang tua asuh, maka angka tersebut sudah selesai.

“Kami  lakukan intervensi dengan menyisihkan rezeki minim 10 ribu rupiah perhari. Kita berikan susu, kacang hijau, atau makanan bergizi lainnya selama 90 hari. Saya yakin permasalahan ini selesai, karena kecenderungannya angka yang sembuh dari stunting lebih besar dibandingkan jumlah kasus baru,” pungkasnya.

Semangat sosial ini sejatinya telah diawali jajaran ASN dan BUMD di lingkungan Kabupaten Gresik. Lewat surat edaran awal Maret 2023 lalu, jajaran ASN Pemkab Gresik dihimbau untuk berbelanja kebutuhan pokok guna disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan, termasuk diantaranya untuk balita stunting. Hal ini lantas dilanjutkan dengan terbitnya Peraturan Bupati Gresik No.9 tahun 2023 tentang percepatan penurunan stunting terintegrasi di Kabupaten Gresik.

Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah yang juga sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Gresik menggarisbawahi pentingnya sinergi antar lembaga dalam mewujudkan zero stunting.

“Prevalensi angka stunting kita memang turun, namun angkanya masih tinggi. Saat ini kita ada di posisi ke 6 dari bawah di tingkat Jatim. Oleh karenanya, perlu intervensi lebih lanjut melalui sinergi semua lembaga,” ujar wabup yang sehari-hari akrab disapa Bu Min.

Baca Juga : Turunkan Angka Stunting, Dinas KBP3A Kawal Kampung KB

Intervensi ini menurutnya harus terintegrasi satu dengan yang lain. Contohnya adalah intervensi lewat konsumsi tablet tambah darah bagi siswi SMA/pondok pesantren. Diinisiasi oleh dinas kesehatan melalui puskesmas di tiap kecamatan, kemudian disinergikan dengan melibatkan dinas pendidikan agar tujuan intervensi bisa tercapai.

“Contoh lain adalah sinergi kita dengan pengadilan agama. Kita sudah membangun komunikasi intens agar izin nikah di usia muda bisa diminimalisir. Hal-hal semacam inilah yang harus terus kita lakukan,” tegas Bu Min.

Dalam kesempatan ini, guna percepatan intervensi penurunan Stunting terintegrasi Kabupaten Gresik tahun 2024. Pemkab Gresik telah menetapkan  19 desa di 7 kecamatan menjadi Lokasi Fokus (Lokus ) agar semakin memudahkan upaya penurunan stunting di daerah tersebut. (yud/han)

Most Read

Berita Terbaru

/