25 C
Gresik
Friday, 2 June 2023

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tanam Ribuan Mangrove

GRESIK – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melakukan penanaman mangrove di pesisir pantai Kecamatan Ujungpangkah. Tujuannya, untuk meningkatkan hasil laut dan meminimalisir abrasi. Dengan peningkatan hasil laut diharapkan pemulihan ekonomi nasional (PEN) bisa berjalan lebih cepat.

Kepala BPDASHL Solo, Suratman mengatakan penanaman mangrove dilakukan di Desa Pangkah Kulon dan Desa Randuboto, Kecamatan Ujungpangkah. Dipilihnya wilayah ini karena merupakan desa paling ujung di daerah aliran Sungai Bengawan Solo.

“Penanaman mangrove ini pada intinya adalah program Pemulihan Ekonomi Nasional [PEN]. Karena ketika masa pandemi, masyarakat khususnya wilayah pesisir terdampak secara ekonomi yang sangat signifikan,” kata dia.

Dikatakan, penanaman mangrove ini bertujuan untuk perputaran ekonomi masyarakat. Dengan harapan hasil laut meningkat dan mencegah terjadinya abrasi.

“Pada tahun 2020 ini kami melakukan penanaman mangrove seluas 316 hektar di dua kabupaten, yakni Gresik dan Lamongan. Untuk di Randuboto penanaman seluas 33 hektare dengan jumlah 330.000 batang mangrove jenis Rhizophora SP,” ujarnya.

Keunggulan jenis Rhizophora SP ini, lanjut Suratman, memiliki akar tunjang yang banyak. Selain penampilannya yang cukup menarik, pohon ini juga bisa mencegah erosi pantai. Hal ini juga bisa meningkatkan hasil laut seperti kepiting dan ikan laut lainnya.

“Secara penampilan jenis Rhizophora SP ini lebih menarik. Ketika hutan mangrove ini terjaga maka tidak menutupkemungkinan akan menjadi daya tarik wisata. Oleh karena itu perlu adanya pemeliharaan dan perawatan,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Desa Randuboto Andhi Sulandra mengatakan program penanaman mangrove ini sudah berjalan sejak 2 bulan, melalui KLHK yang dilaksanakan oleh BPDASHL Solo. Dengan model padat karya, mulai dari pembuatan ajir (potongan bambu), penanaman hingga perawatan.

“Total ada 250 warga yang ikut dilibatkan. Hampir semuanya berasal dari nelayan. Padat karya penanaman mangrove ini sangat membantu, karena selain memperbaiki ekosistem mangrove di Desa Randuboto, masyarakat juga mendapatkan upah. Antusias masyarakat sangat tinggi,” tandas Andhi Sulandra. (fir/rof)

GRESIK – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melakukan penanaman mangrove di pesisir pantai Kecamatan Ujungpangkah. Tujuannya, untuk meningkatkan hasil laut dan meminimalisir abrasi. Dengan peningkatan hasil laut diharapkan pemulihan ekonomi nasional (PEN) bisa berjalan lebih cepat.

Kepala BPDASHL Solo, Suratman mengatakan penanaman mangrove dilakukan di Desa Pangkah Kulon dan Desa Randuboto, Kecamatan Ujungpangkah. Dipilihnya wilayah ini karena merupakan desa paling ujung di daerah aliran Sungai Bengawan Solo.

“Penanaman mangrove ini pada intinya adalah program Pemulihan Ekonomi Nasional [PEN]. Karena ketika masa pandemi, masyarakat khususnya wilayah pesisir terdampak secara ekonomi yang sangat signifikan,” kata dia.

-

Dikatakan, penanaman mangrove ini bertujuan untuk perputaran ekonomi masyarakat. Dengan harapan hasil laut meningkat dan mencegah terjadinya abrasi.

“Pada tahun 2020 ini kami melakukan penanaman mangrove seluas 316 hektar di dua kabupaten, yakni Gresik dan Lamongan. Untuk di Randuboto penanaman seluas 33 hektare dengan jumlah 330.000 batang mangrove jenis Rhizophora SP,” ujarnya.

Keunggulan jenis Rhizophora SP ini, lanjut Suratman, memiliki akar tunjang yang banyak. Selain penampilannya yang cukup menarik, pohon ini juga bisa mencegah erosi pantai. Hal ini juga bisa meningkatkan hasil laut seperti kepiting dan ikan laut lainnya.

“Secara penampilan jenis Rhizophora SP ini lebih menarik. Ketika hutan mangrove ini terjaga maka tidak menutupkemungkinan akan menjadi daya tarik wisata. Oleh karena itu perlu adanya pemeliharaan dan perawatan,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Desa Randuboto Andhi Sulandra mengatakan program penanaman mangrove ini sudah berjalan sejak 2 bulan, melalui KLHK yang dilaksanakan oleh BPDASHL Solo. Dengan model padat karya, mulai dari pembuatan ajir (potongan bambu), penanaman hingga perawatan.

“Total ada 250 warga yang ikut dilibatkan. Hampir semuanya berasal dari nelayan. Padat karya penanaman mangrove ini sangat membantu, karena selain memperbaiki ekosistem mangrove di Desa Randuboto, masyarakat juga mendapatkan upah. Antusias masyarakat sangat tinggi,” tandas Andhi Sulandra. (fir/rof)

Most Read

Berita Terbaru