GRESIK – Pembangunan underpass Jalan Wahidin Sudirohusodo terus menjadi sorotan kalangan parlemen. Bagaimana tidak, ternyata progress pembangunan diketahui tidak sesuai jadwal yang ditetapkan. Hal ini terungkap usai Komisi III DPRD Gresik melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi proyek.
Molornya pelaksanaan proyek membuat wakil rakyat berang. Pasalnya, akibat pembangunan yang terkatung-katung sangat mengganggu pengendara karena akses harus dialihkan. Sekretaris Komisi III DPRD Gresik Abdullah Hamdi mengatakan pembangunan seharusnya saat ini sudah 74 persen.
“Tapi saat kami pantau ke lokasi ternyata baru 58 persen. Kemoloroannya mencapai 16 persen,” ujar Abdullah Hamdi.
Dikatakan, sesuai dengan kontrak pembangunan harus sudah selesai pada pertengahan November mendatang. Agar tidak molor lagi, pihaknya meminta kontraktor dari PT Viramid Merah agar menambah jumlah pekerja. “Ini harus dilakukan. Dan kami sudah minta kepada PU agar tidak ada perpanjangan kontrak. Harus selesai sesuai jadwal,” tegas Abdullah Hamdi.
Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD Gresik Asroin Widyana mengatakan nantinya, underpass tersebut akan memiliki panjang 8 meter, lebar 15 meter dan kedalaman sekitar 7 meter. “Karena sudah dilakukan dengan dua tahapan. November nanti wajib rampung dan kembali dibuka,” ungkap Asroin.
Dikatakan, proyek yang dikerjakan sejak Juni 2020 itu menelan anggaran sekitar Rp 8 miliyar lebih yang bersumber dari APBD Gresik. Dimana, proses pengerjaannya dibagi dalam dua tahap. Dengan perincian Rp 4,23 miliyar untuk tahap I dan Rp 3,92 untuk tahap II. “Sejauh pengamatan, proses pengerjaan setidaknya mencapai 58 persen. Tinggal finishing dan penambahan ornamen,” ungkap politisi Golkar itu. (rof)