GRESIK-Pemerintah Desa Jogodalu melakukan kegiatan musyawarah desa (Musdes) untuk tukar pendapat di balai Desa Jogodalu Kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik, Senin (8/2). Salah satunya tukar guling tanah dan penandatanganan kesepakatan bersama warga.
Salah satu warga, Nurohman mengatakan, bahwa demi wasiat seorang bapak(Almarhum Basuki) yang rela tanahnya balai Desa Jogodalu. “Jujur saya sangat teringat kepada orang tua saat berbicara sama ibu. Biarkan tanah tersebut untuk balai desa karena desa tidak punya balai desa,”kata Nurohmah. Sementara itu beserta keluarga rela tanah yang seluas kurang lebih 5 hektar yang berada di dekat jalan poros desa diganti dengan tanah seluas 6 hektar milik desa yang masih berbentuk lahan persawahan.
“Memang dulu – dulu banyak orang yang berbicara kepada saya agar tanahnya jangan mau ditukar guling, namun saya tolak. Karena bagi saya itu adalah wasiat dari bapak untuk itu saya harus menjaga amanah tersebut,”jelasnya.
Sementara itu Kepala Desa (Kades) Jogodalu, Juwaiminingsih mengatakan, bahwa sebetulnya baru tahu, kalau tanah Balai Desa Jogodalu tersebut masih milik oleh salah satu warga. Selain itu karena Desa Jogodalu telah mengikuti program PTSL. Tanpa pikir panjang terus langsung berkonsultasi dengan pihak BPN untuk menyarankan agar digelar Musdes. “Iya untuk itu dilakukan musdes untuk sama – sama jelas untuk tanah tersebut,”terangya.
Menurutnya pihaknya untuk kronologi tukar tanah warga dengan tanah desa itu ceritanya sudah terjadi sejak sekitar tahun 1976. Sedangkan itu masih Kepala Desanya Jaenal Arifin Sekdesnya Yusuf, Kormin, M. Maman, Abd. Rohman, M. Badri, Kades Maskuri. Saat itu belum ada balai desa. Karena kebutuhan kegiatan pertemuan, akhirnya tanah milik Basuki ditukar dengan tanah kas desa. Kemudian bangunan sudah diresmikan bapak bupati disaksikan oleh RT, RW dan perangkat desa di tahun tahun 1976.
“Memang dulu itu tidak ada bekasnya. Jadi kami kehilangan semuanya dari sekian bergantian kepala desa. Namun dalam kepemimpinan saya tidak ingin antor balai desa, itu tidak bertuan, mumpung ibu Nurohmah masih ada. Alhamdulillah sekarang bisa saya luruskan dan Bu Nurohmah ikhlas,”ungkapnya. (jar/han)