Mediasi Kasus Kekerasan MTs Pongangan Buntu, Proses Hukum Berlanjut
MEDIASI: Kepala Kemenag Gresik, yayasan dan guru MTs Nurul Islam Pongangan melakukan mediasi secara tertutup. (FIRMAN/RADAR GRESIK)
Di tempat sama, Pembina Yayasan Nurul Islam, Ahmad Mujiono menyampaikan, pihak yayasan merasa dirugikan atas ulah oknum Kepala Sekolah yang melakukan kekerasan pada belasan siswi. Apalagi kasus ini mencuat di tengah momen Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).
“Jika ada yang menyampaikan kepala sekolah mengundurkan diri itu tidak benar. Beliau kami berhentikan dengan tidak hormat dari jabatannya dan dikeluarkan dari sekolah,” tegas Nono (sapaan akrabnya).
ANAK KORBAN KEKERASAN: Para siswi korban kekerasan AN yang dihadirkan saat mediasi.(FRMAN/RADAR GRESIK)
Pada bagian lain, perwakilan wali murid siswi Mts Nurul Islam Pongangan yang tidak mau menyebut namanya mengaku sudah melakukan koordinasi antar wali murid lain yang anaknya menjadi korban pemukulan. Hasilnya mereka sepakat agar kasus ini dibawa ke meja hijau.
Sementara itu, Kepala Mts Nurul Islam, AN hingga selain terbukti memukuli 15 siswinya juga dilaporkan melakukan dugaan pelecehan seksual. Kasat Reskrim Polres Gresik, Iptu Aldhino Prima Wirdan mengaku sudah mendapatkan pelimpahan kasus ini dari polsek Manyar. Dia mengaku jika dugaan pelecehan seksual ini berangkat dari keterangan korban saat proses penyelidikan. Nah, untuk memperjelas itu semua, lanjut Aldhino, pihaknya akan membentuk tim khusus untuk mendalami kasus tersebut. Langkah itu dilakukan untuk segera mengamankan terlapor.
“Kasus ini menjadi atensi pimpinan dan kami sudah membentuk tim khusus untuk memgamankan pelaku,” kata Aldhino. (fir/han)
Di tempat sama, Pembina Yayasan Nurul Islam, Ahmad Mujiono menyampaikan, pihak yayasan merasa dirugikan atas ulah oknum Kepala Sekolah yang melakukan kekerasan pada belasan siswi. Apalagi kasus ini mencuat di tengah momen Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).
“Jika ada yang menyampaikan kepala sekolah mengundurkan diri itu tidak benar. Beliau kami berhentikan dengan tidak hormat dari jabatannya dan dikeluarkan dari sekolah,” tegas Nono (sapaan akrabnya).
ANAK KORBAN KEKERASAN: Para siswi korban kekerasan AN yang dihadirkan saat mediasi.(FRMAN/RADAR GRESIK)
-
Pada bagian lain, perwakilan wali murid siswi Mts Nurul Islam Pongangan yang tidak mau menyebut namanya mengaku sudah melakukan koordinasi antar wali murid lain yang anaknya menjadi korban pemukulan. Hasilnya mereka sepakat agar kasus ini dibawa ke meja hijau.
Sementara itu, Kepala Mts Nurul Islam, AN hingga selain terbukti memukuli 15 siswinya juga dilaporkan melakukan dugaan pelecehan seksual. Kasat Reskrim Polres Gresik, Iptu Aldhino Prima Wirdan mengaku sudah mendapatkan pelimpahan kasus ini dari polsek Manyar. Dia mengaku jika dugaan pelecehan seksual ini berangkat dari keterangan korban saat proses penyelidikan. Nah, untuk memperjelas itu semua, lanjut Aldhino, pihaknya akan membentuk tim khusus untuk mendalami kasus tersebut. Langkah itu dilakukan untuk segera mengamankan terlapor.
“Kasus ini menjadi atensi pimpinan dan kami sudah membentuk tim khusus untuk memgamankan pelaku,” kata Aldhino. (fir/han)