GRESIK – Hujan deras yang terjadi di Pulau Bawean nyaris membuat rumah yang berada di Dusun Tambilung, Desa Sukaoneng, Kecamatan Tambak, Pulau Bawean ambruk. Pasalnya, penahan dari anyaman bambu sudah jebol akibat longsor. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.
Kepala Desa Sukaoneng Abdul Hayyi mengatakan longsor di area rumah warganya itu sudah terhitung dua kali. Kemarin di awal Tahun 2021 juga terjadi longsor, dan sudah dilakukan pencegahan dengan memasang bambu penahan. Nah, karena ini terulang kembali, pihaknya akan melakukan pembangunan antisipasi longsor dengan alokasi Dana Desa (DD).
“Dengan panjang 24 meter, dan tinggi 4 meter. Estimasi anggaran Rp 85 juta,” ujarnya, Rabu (19/1).
Terpisah, anggota DPRD Gresik Dapil VI (Sangkapura dan Tambak) Lutfi Dhawam menjelaskan pihaknya mewanti-wanti kepada masyarakat Bawean dalam menghadapi musibah. Pihaknya tidak menampik banyak musibah longsor, banjir rob, banjir lingkungan akibat alih fungsi lahan hutan di Bawean.
“Jadi saat musim hujan, hampir jarang ditemukan pohon besar atau pohon yang bisa menampung air. Sehingga air langsung turun ke pemukiman hingga terjadi banjir, atau longsor,” jelasnya.
Dhawam mengungkapkan pihaknya sebagai legislatif pun belum bisa banyak melakukan antisipasi itu. Karena banyak hutan dan bukit yang sudah alih fungsi pohonnya.
“Memang banyak punya pribadi, sehingga pemilik mengganti pohon yang bisa dikomersilkan,” pungkasnya. (yud/rof)