GRESIK – Rencana Pemerintah untuk merelokasi pedagang di Jalan Raya Manyar Terus mendapat perlawanan. Kali ini, penolakan dilakukan para pedagang dengan memasang banner di depan stannya masing-masing. Mereka juga berencana menggelar aksi penutupan jalan.
“Kami bukannya menolak pelebaran jalan. Ini memang kebutuhan. Tapi kami minta agar relokasi diselesaikan terlebih dahulu,” ujar Abdullah Syafi’i salah satu warga.
Menurut dia, pemerintah hanya menyediakan 50 stan untuk relokasi. Padahal, pedagang yang ada di Jalan Manyar lebih dari 190 orang.
“Apakah ratusan orang lainnya tidak boleh mencari nafkah,” terangnya.
Dikatakan, lahan yang digunakan untuk relokasi merupakan Tanah Kas Desa (TKD). Pihaknya khawatir relokasi ini hanya angin surga. “Karena ini milik desa, nanti ke depannya seperti apa. Jangan-jangan sama desa diputus kontraknya dan diganti orang-orangnya sendiri,” tandasnya.
Selain itu, lokasi lahan juga tidak strategis. Lokasinya yang berada di lapangan membuat pedagang khawatir tidak ada pembeli yang datang.
“Saat ini pedagang yang ada di depan lapangan saja banyak yang tutup karena tidak laku. Apalagi kalau nanti mereka ditempatkan di dalam lapangan,” ungkapnya.
Untuk itu, pihaknya meminta agar pemerintah menyelesaikan persoalan relokasi ini terlebih dahulu. Jangan sampai ini merugikan pedagang.
Baca Juga :Â Pemkab Gresik Alokasikan P-APBD untuk Pembebasan Jalan Raya Manyar
“Apalagi sampai saat ini anggaran pelebarannya juga belum jelas,” tegasnya.
Jika proses relokasi yang asal-asalan ini terus dilanjutkan, pihaknya akan menggelar aksi penutupan jalan. Serta menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor DPRD Gresik.
“Jelas kami akan melawan pemerintahan yang tidak pro rakyat. Kami dukung pelebaran jalan. Tapi jangan rugikan kami,” imbuhnya. (rof/han)