GRESIK – Anak memiliki karakter unik seperti kleptomania, tuna netra, berkebutuhan khusus, disabilitas dan lainnya seringkali dikucilkan keluarga dan lingkungannya. Namun, tidak bagi Zainal Abidin. Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kabupaten Indonesia itu justru menerima seluruh anak-anak yang dianggap unik di pondok pesantrennya, Khozainul Ulum Desa Sidoqungi Kecamatan Menganti. Dengan kesabaran dan istiqomahnya, Zainal berhasil menjadikan santri ‘unik’ tersebut menjadi orang yang bermanfaat bahkan berprestasi.
“Santri tuna netra saya kemarin juara menang lomba Musabaqoh Tilawatil Quran (TPQ) di Bawean, ada santri saya yang keterbelakangan mental setelah saya dalami ternyata ingatannya cukup kuat tentang sejarah, dan itu kami kembangkan,” kata Zainal.
Selama mendampingi santri-santri unik, Zainal sudah mengubah mindsetnya bahwa pesantren bukan menjadi ‘tempat buangan’ dan bukan pula ‘bengkel orang’.Justru bagi saya mendampingi santri-santri unik , dapat memuliakan akan menjadi amal ibadah, karena anak unik, baik disabilitas, kleptomania dan lain-lain bukan ‘produk’ Tuhan yang gagal,” kata Ketua Ikatan Alumni Pesantren Tebu Ireng (Ikapete) Kabupaten Gresik tersebut.
Misalnya, saja santri yang memiliki kleptomania bukan hanya karena penyakit, penyebab lainnya seperti kemiskinan dan broken home. “Para santri unik ini saya ajak mengaji, ke makam aulia, puasa dan lain sebagainya. Bahkan juga diajak keliling ke kiai-kiai minta doa supaya mereka diterima lagi oleh masyarakat dan juga mampu mengembangkan potensinya,” harap Zainal. (yud/han)