GRESIK-Masa pandemi Covid-19 membuat warga di Gresik berupaya mewujudkan ketahanan pangan untuk keluarga dan lingkungan. Gerakan tandur atau menanam di rumah pun kian diminati. Tidak hanya tandur lewat lahan tanah, sistem tandur hidroponik atau tanpa lahan pun booming.
Penggerak Sedekah Tandur, Dewi Muajiati mengatakan, dampak pandemi covid-19 di Indonesia, yang paling mengkhawatirkan apabila membuat rapuh ketahanan pangan nasional, khususnya di Gresik. “Alhamdulillah, gerakan tandur di kebun rumah sudah banyak diminati di Gresik. Masyarakat memanfaatkan lahan di sekitar rumahnya, jika tidak ada mereka menggunakan sistem hidroponik atau tanpa menggunakan tanah,” kata Dewi. Seperti halnya yang terlihat di Desa Ngargosari. PC Fatayat NU Gresik mengajak anggotanya serta masyarakat sekitar untuk melakukan gerakan sedekah tandur.
Ketua Pimpinan Cabang (PC) Fatayat NU Gresik Ainul Farodisa mengatakan, gerakan Sedekah Tandur itu juga merujuk pada imbauan Pengurus Wilayah (PW) Fatayat NU Jatim yang menginginkan kegiatan massif di seluruh PC Fatayat NU se-Jawa Timur. Sedekah tandur ini merupakan program positif gerakan peduli lingkungan sekitar sebagai upaya penghijauan dan bentuk bakti sosial dalam rangka memperingati tahun baru hijriyah.
”Kondisi pandemi seperti ini harus kita waspadai, tetapi kita jangan sampai kalah dengan keadaan. Kita masih bisa melakukan hal – hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan masyarakat, dengan sedekah tanam ini mari kita wujudkan ketahanan pangan dan jiwa,” kata Ainul.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Bank Sampah Gresik (Asbag) Siti Fitriah mengakui, sejak pandemi pada Maret lalu, ratusan ibu-ibu di Gresik mulai mengoptimalisasi lahannya untuk menanam berbagai sayuran. Misalnya, sawi, bayam, cabai, tomat, labu, dan lain-lainnya. “Hasil sayur ada yang dijual, juga makan sehari-hari. Kondisi pandemi seperti ini cari uang sulit, tapi kita harus tetap hidup. Upaya gerakan tandur yang dilakukan PC Fatayat NU ini tentunya sangat positif menggugah kesadaran masyarakat untuk tetap sejahtera di tengah pandemi,” ungkapnya. (jar/han)