GRESIK – Kondisi bisnis jasa penukaran uang baru di Kabupaten Gresik masih sepi pada dua pekan menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran. Animo masyarakat menukarkan uang baru untuk kebutuhan Lebaran di lapak jasa penukaran uang baru di pinggir jalan kota Pudak belum ramai. “Sekarang kondisinya masih sepi, tidak seramai Lebaran tahun lalu,” ujar Fitriyah, 48, salah seorang pelapak.
Biasanya, lanjut Fitri dua pekan menjelang Lebaran, animo masyarakat menukarkan uang baru sudah tinggi. Dia bahkan bisa menghabiskan uang Rp 4 juta sampai Rp 5 juta dalam sehari saat memasuki dua pekan menjelang Lebaran.
“Sekarang, dua minggu menjelang Lebaran, hanya imbuhnya Rp 2 juta sampai Rp 2,5 juta per hari,” imbuhnya.
Fitriyah memperkirakan sepinya minat masyarakat menukarkan uang baru untuk kebutuhan Lebaran tahun ini karena dipengaruhi naiknya harga-harga kebutuhan seperti BBM dan aneka kebutuhan sehari-hari.
Sementara itu, M. Lutfi, 56, pelapak tukar uang lain mengungkapkan jika saat ini masyarakat memilih menahan uangnya untuk membeli kebutuhan pokok daripada ditukarkan dengan uang baru. “Selain itu, sekarang banyak saingan jasa penukaran uang baru secara online. Yang online, uang jasanya lebih murah dan barang diantar ke rumah,” kata Lutfi.
Disebutkan, pada Ramadan kali ini tarif jasa penukaran uang baru yang dipatok masih relatif sama yaitu sebesar Rp 5.000 per seratus ribu pecahan uang baru mulai nominal Rp 20.000, Rp 10.000, Rp 5.000, dan Rp 2.000. “Uang jasanya masih Rp 5.000 per seratus ribunya. Kalau mendekati Lebaran biasanya naik menjadi Rp 10.000 sampai Rp 15.000 per seratus ribu,” ungkapnya. (fir/han)