24 C
Gresik
Saturday, 1 April 2023

Situs Lasem Diyakini Bekas Kantor Pengelolaan Pajak Era Majapahit

GRESIK – Situs Lasem yang berada di Desa Lasem Kecamatan Sidayu tetap dilestarikan oleh pemerintah desa setempat, bahkan tetap dipertahankan keasliannya. Sebab situs ini diyakini sebagai kantor pengelolaan pajak era Kerajaan Majapahit.

Di lokasi situs, terdapat bangunan dari batu serta relief. Ada pula petilasan Mbah Ajek (Mbah Pajak.red).

Mbah Ajek adalah petugas yang memungut pajak di area Kadipaten Sedayu, termasuk Gresik. Tokoh utama dalam situs ini memberikan pelajaran bahwa seseorang harus memiliki sikap Ajeg (Kontinyu/Istiqomah), dalam menjalankan sesuatu.

“Itu yang diajarkan oleh Mbah Ajek. Petilasannya disini. Dahulu, beliau merupakan petugas pajak yang ditugaskan oleh Raja Majapahit,” kata Juru Kunci Situs Lasem, Muhammad Mukhid.

Karena Mbah Ajek merupakan petugas pajak, Mukhid menyatakan dahulu Desa Lasem adalah wilayah bebas pajak. Maka dari itu, beliau berjasa besar bagi masyarakat daerah sini.

Keunikan dari situs ini, kata Mukhid adanya relief pada dinding struktur yang berupa guratan gambar menyerupai tokoh pewayangan Jawa. Relief ini bercerita tentang kehidupan pada masa itu.

“Hingga sekarang masih ada dan tak pernah dirubah. Apalagi situs ini sudah dilestarikan oleh BPCB (Balai Pelestarian Cagar Budaya) Trowulan Mojokerto,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Desa Lasem Khoiri menambahkanpemerintah desa membangun fasilitas di area tersebut. Ada pula area kolam renang wisata serta akses jalan yang bersih dan bagus.

Upaya ini, kata dia agar para masyarakat serta anak muda tahu dan tak lupa sejarag bahwa di Desa Lasem pernah menjadi tempat yang istimewa di zaman dahulu.

“Tapi tepat di bangunan aslinya tetap kita pertahankan, tak pernah kami rubah. Hanya dibagian luar kami bangun akses jalan agar jika ada tamu bisa nyaman,” ujarnya.

Dijelaskan Khoiri di situs ini bangunan aslinya masih tampak. Batu kuno masih tertata rapi. Selain kompleks kantor pajak, di sini juga ada bekas Musala serta Sumur yang masih dipertahankan keasliannya.

Khoiri menambahkan sebenarnya pernah ditemukan prasasti bertuliskan aksara Jawa Kuno. Namun sayang, pada waktu penemuan sekitar tahun 70-an prasasti tersebut dibawa ke Jakarta, untuk keperluan penelitian, dan pembacaan oleh ahli sejarah.

“Namun ketika ditanyakan sudah tidak ada, dan dicari di museum-museum tidak ada. Entah kemana. Meski begitu, kami bersama warga sini terus berupaya melestarikan Situs Lasem ini,” pungkasnya. (yud/rof)

GRESIK – Situs Lasem yang berada di Desa Lasem Kecamatan Sidayu tetap dilestarikan oleh pemerintah desa setempat, bahkan tetap dipertahankan keasliannya. Sebab situs ini diyakini sebagai kantor pengelolaan pajak era Kerajaan Majapahit.

Di lokasi situs, terdapat bangunan dari batu serta relief. Ada pula petilasan Mbah Ajek (Mbah Pajak.red).

Mbah Ajek adalah petugas yang memungut pajak di area Kadipaten Sedayu, termasuk Gresik. Tokoh utama dalam situs ini memberikan pelajaran bahwa seseorang harus memiliki sikap Ajeg (Kontinyu/Istiqomah), dalam menjalankan sesuatu.

-

“Itu yang diajarkan oleh Mbah Ajek. Petilasannya disini. Dahulu, beliau merupakan petugas pajak yang ditugaskan oleh Raja Majapahit,” kata Juru Kunci Situs Lasem, Muhammad Mukhid.

Karena Mbah Ajek merupakan petugas pajak, Mukhid menyatakan dahulu Desa Lasem adalah wilayah bebas pajak. Maka dari itu, beliau berjasa besar bagi masyarakat daerah sini.

Keunikan dari situs ini, kata Mukhid adanya relief pada dinding struktur yang berupa guratan gambar menyerupai tokoh pewayangan Jawa. Relief ini bercerita tentang kehidupan pada masa itu.

“Hingga sekarang masih ada dan tak pernah dirubah. Apalagi situs ini sudah dilestarikan oleh BPCB (Balai Pelestarian Cagar Budaya) Trowulan Mojokerto,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Desa Lasem Khoiri menambahkanpemerintah desa membangun fasilitas di area tersebut. Ada pula area kolam renang wisata serta akses jalan yang bersih dan bagus.

Upaya ini, kata dia agar para masyarakat serta anak muda tahu dan tak lupa sejarag bahwa di Desa Lasem pernah menjadi tempat yang istimewa di zaman dahulu.

“Tapi tepat di bangunan aslinya tetap kita pertahankan, tak pernah kami rubah. Hanya dibagian luar kami bangun akses jalan agar jika ada tamu bisa nyaman,” ujarnya.

Dijelaskan Khoiri di situs ini bangunan aslinya masih tampak. Batu kuno masih tertata rapi. Selain kompleks kantor pajak, di sini juga ada bekas Musala serta Sumur yang masih dipertahankan keasliannya.

Khoiri menambahkan sebenarnya pernah ditemukan prasasti bertuliskan aksara Jawa Kuno. Namun sayang, pada waktu penemuan sekitar tahun 70-an prasasti tersebut dibawa ke Jakarta, untuk keperluan penelitian, dan pembacaan oleh ahli sejarah.

“Namun ketika ditanyakan sudah tidak ada, dan dicari di museum-museum tidak ada. Entah kemana. Meski begitu, kami bersama warga sini terus berupaya melestarikan Situs Lasem ini,” pungkasnya. (yud/rof)

Most Read

Berita Terbaru