GRESIK – Setiap datang musim hujan, warga di sekitar bantaran sungai Bengawan Solo tak ingin melewatkan tradisi komboan. Yakni, tradisi berebut ikan mabuk. Dengan menggunakan alat seadanya mereka memburu ikan yang mengambang di permukaan air.
Bila beruntung berbagai jenis ikan bisa dibawa pulang warga. Mulai mujair, nila, blusu, udang conggah dan lain sebagainya.
“Ya ini setiap kali mau masuk musim hujan ada komboan ikan mabuk. Ini juga menjadi berkah tersendiri bagi warga karena mudah dapat ikan,” kata Rohmadi, salah satu warga saat mencari ikan bantaran sungai Bengawan Solo di Desa Karangcangkring Kecamatan Dukun, Selasa (3/11).
Dirinya beserta keluarga ramai-ramai mendatangi bengawan solo. Tujuannya mencari ikan. Nanti, ikan tersebut bisa dijual atau bisa menjadi lauk-pauk sehari-hari. Sejumlah jenis ikan pun didapat.
“Ini sejak pagi tadi, saya bersama istri. Sudah dapat dua timba, mungkin kalau ditimbang bisa mencapai 10 kilogram lebih. Selain untuk dijual, juga sebagai lauk-pauk sehari-hari,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Desa Jrebeng Suja’i menambahkan memang tradisi komboan selalu terjadi di desanya yang berbatasan langsung dengan bibir bengawan solo.
Sejak pagi, kata Sujai para warga sudah turun ke sungai untuk mencari ikan. Meski begitu, ia beserta pihak pemerintah desa memantau aktivitas warga agar tak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
“Ini juga saya di bantaran sungai Bengawan Solo di Gresik untuk memantau warga yang mencari ikan mabuk. Memang ini merupakan sebuah tradisi sejak dahulu, warga selalu mencari ikan mabuk di bengawan. Tentu jadi berkah tersendiri bagi warga desa,” pungkasnya. (yud/rof)