“Paving yang didatangkan kontraktor bukan yang berkualitas baik. Saat terjatuh langsung hancur sehingga jika dilintasi kendaraan akan membuat paving mudah terbelah. Untuk itu kami menolak aktivitas pavingisasi sebelum didatangkan material yang berkualitas baik,” imbuhnya.
Tokoh Masyarakat Desa Gapurosukolilo, Ali Husen Syahab menyampaikan hal yang sama. Dia menuding lemahnya pengawasan di lapangan membuat kontraktor secara asal-asalan membangun proyek bernilai fantastis ini. “Coba dilihat trotoar kanan dan kiri itu tingginya tidak sama. Selain itu bak kontrol yang seharusnya dibangun dengan jarak yang sama justru dipasang secara ngawur. Rumah warga akan tenggelam jika ketinggian trotoar melebihi teras,” kata Ali.
Di tempat sama, Kepala Desa Gapurosukolilo Hasan Hasyim Al Habsyi menyesalkan pembangunan proyek kawasan kota lama yang tidak terawasi dengan baik. “Sebenarnya desa hanya mengfasilitasi keluhan masyarakat. Namun kami juga menyayangkan sikap pihak-pihak yang terlibat dalam proyek bandar grissee,” kata Hasan.
Dia berharap kontraktor pelaksana dan pengawas proyek komitmen menjalankan kesepatakan bersama warga. Sebab jika tidak, pihaknya memilih agar proyek kota lama ini tidak dilanjutkan.
Baca Juga :Â Jaringan Pipa Hancur, Hydrant di Bandar Grisse Tidak Bisa Difungsikan
“Hari ini peringatan dari warga yang terakhir, jika masih dibangun secara asal-asalan lebih baik tidak perlu dilanjutkan karena sudah menganggu aktivitas dan merugikan masyarakat,” pungkasnya.
Dalam audiensi itu Kepala Dinas Cipta Karya Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DCKPKP), Ida Lailatussa’diyah mengaku jika pihaknya tidak bisa berbuat banyak karena pengawasan proyek kota lama berada di bawah Satker Provinsi Jatim. “Semua aspirasi warga akan kami sampaikan kepada Satker,” katanya. (fir/han)