GRESIK – Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) bakal memiliki kantor baru. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) bersama DPRD Kabupaten Gresik telah menyiapkan anggaran Rp 12 miliar. Kantor baru berlokasi di barat Masjid Agung Gresik.
Ketua DPRD Gresik Abdul Qodir mengatakan pada awal 2021 ini baru disiapkan Rp 4,7 miliar. Nanti sisanya akan diberikan pada perubahan APBD 2021 akhir tahun mendatang. “Kami upayakan tahun ini bisa selesai, 2022 MUI punya kantor baru,” ujarnya.
Sementara itu Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah mendukung seluruh kegiataan keagamaan yang ada di Masjid Agung. Apalagi masjid asset pemerintah ini sesuai tujuannya sebagai salah satu icon Kabupaten Gresik.
“Kegiatan MUI banyak manfaatnya untuk umat muslim di Gresik. Kalau tidak mendukung berarti pemerintahan ini dholim,” terangnya.
Aminatun mengungkapkan pihaknya juga mengusulkan agar MUI Gresik mengandeng UMKM sebagai upaya membantu pemerintah dalam hal program halal food. Sebab, sesuai keinginan Presiden Jokowi, Indonesia harus bisa menguasai ekspor makanan halal.
“Masak yang menguasai malah negara Thailand ini kan aneh. Mestinya Indonesia yang maroritas Islam harus mengambil kesempatan itu,” ungkapnya.
Di tempat yang sama Ketua MUI Gresik KH Mansoer Shodiq menuturkan dirinya merasa bersyukur atas perhatian pemerintah Pemkab Gresik, terkait rencana pembangunan kantor baru. Pasalnya selama ini, pengurus MUI hanya menempati ruangan kecil kompleks di Masjid Agung Gresik.
Tentu perhatian ini, menurut Mansoer harus disambut baik. Mengingat MUI Gresik sendiri dalam menjalankan program-program kegamaan sebagai mitra pemerintah. Terutama dalam menjalankan pembangunan pengembangan dalam kehidupan islami.
“MUI memiliki tujuh komisi. Antara lain komisi fatwa, ukhwah dan hubungan antar lembaga, dakwah, pendidikan, pemberdayaan perempuan, seni dan budaya serta pemberdayaan ekonomi syariah. Dari anggaran yang diterima membiayai kegiatan, semuanya termasuk MUI di kecamatan,” tuturnya.
Lebih lanjut, Ketua MUI Gresik itu juga menyebutkan jika lembaganya punya program unggulan. Dimana Komisi Dakwah telah mendirikan pesatren Attubah di rutan, yang semula di awal pendirianya berjumlah 300 santri kini bertambah menjadi seribu santri.
“Paling memprihatinkan rata-rata kasusnya adalah berkaitan dengan narkoba dan merupakan kebanyakan warga Gresik. Tentu dengan permasalahan ini, kami prihatin, untuk itu MUI membuat inisiatif supaya ada pesantren transisi agar pasca keluar dari rutan ada pembimbingan lebih lanjut,” pungkasnya. (yud/rof)