GRESIK – Ditpolair Polda Jatim bersama Polres Gresik meninjau banjir yang melanda beberapa Desa di wilayah Kecamatan Cerme, Driyorejo dan Menganti. Banjir karena meluapnya kali lamong dan anak sungai Brantas membuat akses jalan poros desa dan pemukiman warga tergenang air.
Ditpolairud Polda Jatim AKBP Puji Hendro Wibowo saat melakukan peninjauan di Desa Pandu, Kecamatan Cerme. “Kami melakukan pemantauan di beberapa desa dan beberapa wilayah Kecamatan di Gresik mulai Kecamatan Driyorejo, Menganti dan Cerme yang tergenang air atau banjir karena hujan dan debit air naik dari Sungai Kali Lamong dan anak sungai Kali Brantas,” kata Puji.
Menurutnya, tiga kecamatan yang berdampak banjir membuat jalan lumpur. Ratusan warga mengungsi. Misalnya, di Kecamatan Driyorejo meliputi Desa Banjaran dengan ketinggian air 10 sentimeter. Desa Sumput dengan ketinggian air 10 sentimeter. Desa Krikilan Desa driyorejo kondisinya air setinggi air 10 sentimeter. Desa Bambe ketinggian air 10 sentimeter. Sedangkan di wilayah Kecamatan Menganti meliputi Desa Boboh ketinggian air 80 sentimeter.
Desa Bringkang ketinggian mencapai 50 sentimeter. Desa Pranti ketinggian air hingga 50 sentimeter. Desa Gading Watu ketinggian air mencapai 30 sentimeter dan di wilayah Kecamatan Cerme meliputi Morowudi dengan ketinggian air 75 sentimeter. Ada pula Desa Iker-iker Geger yang tingginya mencapai 50 sentimeter. Desa Pandu dengan ketinggian air 85 sentimeter dan Desa Njono nyaris metinggian air mencapai 70 sentimeter. “Hingga pukul 12.00 WIB, air masih menggenang di jalan desa dengan ketinggian 12 sentimeter karena tidak ada drainase yang memadai, ” jelasnya.
Sementara itu Kapolres Gresik AKBP Adhitya Panji Anom menuturkan bahwa pemukiman warga yang terdampak banjir sudah berangsur – angsur surut. “Dalam kejadian tersebut tidak terdapat korban jiwa, namun mengakibatkan tergenangnya jalan desa, jalan raya. Beberapa rumah warga dan areal persawahan dan tambak kondisinya memang cukup parah,” kata Adhitya. (yud/han)