GRESIK-Banjir Kali Lamong kembali melanda Gresik. Setelah merendam ratusan rumah di lima desa Kecamatan Balongpanggang, kini menerjang masyarakat di Kecamatan Cerme hingga Menganti. Akibatnya, dua tanggul jebol dan banyak warga yang harus mengungsi.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gresik, Darmawan mengatakan bahwa banjir yang terjadi di Desa Mojosarirejo mulai surut. “Kalau tadi tertinggi sampai selutut, yang masuk ke rumah hanya sekitar 10 centimeter. Kalau di video tampak cukup tinggi mungkin tadi di awal. Saat kami sampai lokasi air sudah tinggal semata kaki dan beberapa pemilik rumah sudah mulai bisa bersih-bersih,” kata Darmawan.
Dipaparkannya, yang paling terlihat yakni para korban warga Perumahan De Naila Residence, Desa Mojosarirejo Kecamatan Driyorejo. Warga yang mengungsi sebanyak 67 keluarga. Mereka dipastikan belum bisa kembali ke rumahnya karena banjir masih belum surut. Khusus warga Blok G, mereka mengungsi ke Club House. Jumlahnya 53 jiwa, 14 di antaranya anak-anak.
“Ada satu warga yang terluka kena pecahan kaca. Warga yang ada di posisi hilir, kami imbau tetap waspada dan hati-hati,” kata Darmawan.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan bahwa banjir terjadi akibat intensitas hujan yang sangat tinggi. Air kiriman dari beberapa sungai meluap ke Kecamatan Mojosarirejo sampai dua tanggul jebol. Arus air cukup kencang, masuk ke daerah permukiman. “Saya sudah minta Kadis SDA Jatim kordinasi dengan BBWS Sungai Brantas dan Bengawan Solo agar dilakukan assessment saluran air dan penampungan atau sudetannya. Sementara sebagai penyangga perlu segera dibuat tanggul sementara berupa sandbag serta bronjong sesuai kebutuhan. Saya juga pesan kepada tim Pemkab Gresik untuk kordinasi dengan beberapa kompleks perumahan agar dibuat tanggul permanen,” Khofifah.
Sementara itu, luapan banjir yang melanda wilayah Menganti juga semakin tinggi. Kondisi ini membuat sejumlah warga lanjut usai (lansia) dan ibu hamil (bumil) rawan terkena penyakit. Untuk meminimalisir hal tersebut, anggota Komisi III DPRD Gresik Abdullah Hamdi bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melakukan evakuasi ke tempat yang lebih tinggi.
“Terutama di Perumahan Omah Indah Menganti. Airnya mencapai perut orang dewasa. Makanya tadi saya telfon BPBD agar segera mengirim perahu karet,” ujar Hamdi.
Menurut dia, kondisi banjir paling parah terjadi di Desa Bringkang dan Beton. Sehingga pihaknya meminta pemangku kebijakan setempat melakukan pendataan lansia dan bumil. “Untuk warga Omah Indah kami evakuasi ke Balai RW. Lokasinya cukup tinggi dan tidak tergenang air,” kata dia.
Selain memanggil BPBD, pihaknya juga memberikan sejumlah bantuan untuk warga bertahan dipengungsian. Pihaknya berharap agar banjir segera surut dan warga bisa kembali pulang ke rumah. “Cukup tinggi debit airnya. Sehingga sangat berbahaya bagi lansia,” terangnya.
Sementara itu, terkait banjir yang masih melanda wilayah sekitar Kali Lamong, pihaknya akan melakukan evaluasi ditingkat komisi. Pihaknya juga akan melakukan sidak ke lokasi. “Kami ingin melihat wilayah dengan luapan tertinggi. Di titik itu harus segera diambil solusi agar tidak terulang,” ungkapnya.
Misalnya, dengan melakukan normalisasi untuk yang mengalami pendangkalan. Atau dengan membangun tanggul sementara untuk aliran yang berkelok. Karena aliran berkelok ini yang sering meluap. “Kami segera koordinasi dengan Dinas PU,” imbuhnya. (fir/yud/rof/han)