26 C
Gresik
Friday, 31 March 2023

Ujungpangkah Jadi Tempat Migrasi Burung Internasional

GRESIK – Kawasan mangrove yang ada di Kecamatan Ujungpangkah bakal dijadikan kawasan ekosistem esensial (KEE). Pasalnya, di lokasi tersebut ditemukan sejumlah burung dari negara lain yang bermigrasi. Selain untuk melindungi ekositem, KEE diharapkan bisa menjadi branding wisata.

Kepala Bappeda Kabupaten Gresik Hermato Sianturi menjelaskan, dilokasi tersebut ada fenomena alam yakni migrasi burung internasional, yang bisa dikelola dan dibangun untuk kawasan ekosistem.

“Ada fungsi konservasi, dan bermanfaat bagi masyarakat. Dan akan dipetakan kawasan mana yang harus dilindungi. Dari tiga desa Pangkahkulon, Pangkahwetan, dan Banyuurip ini dihubungkan menjadi potensi wisata dengan branding  KEE,” kata dia.

Lanjut Herman, lokasi tersebut akan menjadi situs fungsi konservasinya ada di lahan basah spesifik internasional. Yang tidak selalu di tempat lain transit atau tempat tinggal burung.

“Poinnya di tengah gempuran industri ada potensial wisata. Ada Important Bird and Biodiversity Area/(IBA) pengamat burung Internasional. Yang akan melakukan pemetaan migrasi burung Internasional. Makanya harus dibuatkan konservasi. Dan menjadi manfaat bagi tiga  desa itu. Wisata paling original itu KEE itu,” tambahnya.

Dijelaskan, manfaatnya kelak akan menjadi satu kawasan yang menjadi daya tarik orang datang. Dengan pengelolaan seperti apa, sudah kita susun penanaman, meliputi perusahaan, Desa, akademisi, pokdarwis, dan beberapa Lsm, termasuk pengelolaan sampah.

Kini mangrove sudah tumbuh, dan menjadi kawasan Esensial. Sedangkan burung Australia, transit di tempat tertentu. Satu kawasan diluar kawasan konservasi.

Sementara itu, Direktur ARuPA Edi Suprapto mengatakan, pihaknya selama ini melakukan kerja sama untuk membangun KEE bersama beberapa pihak terkait.

“Nantinya hasil dari konsolidasi ini akan ada berupa rumusan akan menciptakan tata kelola KEE di Kawasan mangrove Ujungpangkah,”katanya.

Menurutnya KEE suatu model kawasan ekosistem yang menjaga alam di tengah ribuan bangunan industri di Kabupaten Gresik. “Nantinya kita akan melakukan buttom up kepada masyarakat dalam pemetaan tambak dan ekosistem. Nanti tambak yang dijadikan kawasan KEE tetap lahan milik masyarakat, kita bekerja sama untuk menjaga burung air bermigrasi di jalur terbang Asia Timur Australia (East Asian Australasian Flyway) yang mana potensi tersebut dapat dkembangkan menjadi salah satu produk ekowisata minat khusus yang berkelanjutan,” paparnya.

Sejauh ini masyarakat di tiga desa, sesuai Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 188/309/KPTS/013/2020 dengan ditandatangani Gubernur Khofifah Indar Parawansa, KEE Mangrove Ujungpangkah seluas 1.500 Hektare terdiri dari Desa Pangkahwetan, Pangkahkulon, Banyuurip.

“Masyarakat sangat mendukung kegiatan ini, dan target menyusun rencana bisnis bersama masyarakat dan pihak-pihak lainnya,” tandasnya. (fir/rof)

GRESIK – Kawasan mangrove yang ada di Kecamatan Ujungpangkah bakal dijadikan kawasan ekosistem esensial (KEE). Pasalnya, di lokasi tersebut ditemukan sejumlah burung dari negara lain yang bermigrasi. Selain untuk melindungi ekositem, KEE diharapkan bisa menjadi branding wisata.

Kepala Bappeda Kabupaten Gresik Hermato Sianturi menjelaskan, dilokasi tersebut ada fenomena alam yakni migrasi burung internasional, yang bisa dikelola dan dibangun untuk kawasan ekosistem.

“Ada fungsi konservasi, dan bermanfaat bagi masyarakat. Dan akan dipetakan kawasan mana yang harus dilindungi. Dari tiga desa Pangkahkulon, Pangkahwetan, dan Banyuurip ini dihubungkan menjadi potensi wisata dengan branding  KEE,” kata dia.

-

Lanjut Herman, lokasi tersebut akan menjadi situs fungsi konservasinya ada di lahan basah spesifik internasional. Yang tidak selalu di tempat lain transit atau tempat tinggal burung.

“Poinnya di tengah gempuran industri ada potensial wisata. Ada Important Bird and Biodiversity Area/(IBA) pengamat burung Internasional. Yang akan melakukan pemetaan migrasi burung Internasional. Makanya harus dibuatkan konservasi. Dan menjadi manfaat bagi tiga  desa itu. Wisata paling original itu KEE itu,” tambahnya.

Dijelaskan, manfaatnya kelak akan menjadi satu kawasan yang menjadi daya tarik orang datang. Dengan pengelolaan seperti apa, sudah kita susun penanaman, meliputi perusahaan, Desa, akademisi, pokdarwis, dan beberapa Lsm, termasuk pengelolaan sampah.

Kini mangrove sudah tumbuh, dan menjadi kawasan Esensial. Sedangkan burung Australia, transit di tempat tertentu. Satu kawasan diluar kawasan konservasi.

Sementara itu, Direktur ARuPA Edi Suprapto mengatakan, pihaknya selama ini melakukan kerja sama untuk membangun KEE bersama beberapa pihak terkait.

“Nantinya hasil dari konsolidasi ini akan ada berupa rumusan akan menciptakan tata kelola KEE di Kawasan mangrove Ujungpangkah,”katanya.

Menurutnya KEE suatu model kawasan ekosistem yang menjaga alam di tengah ribuan bangunan industri di Kabupaten Gresik. “Nantinya kita akan melakukan buttom up kepada masyarakat dalam pemetaan tambak dan ekosistem. Nanti tambak yang dijadikan kawasan KEE tetap lahan milik masyarakat, kita bekerja sama untuk menjaga burung air bermigrasi di jalur terbang Asia Timur Australia (East Asian Australasian Flyway) yang mana potensi tersebut dapat dkembangkan menjadi salah satu produk ekowisata minat khusus yang berkelanjutan,” paparnya.

Sejauh ini masyarakat di tiga desa, sesuai Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 188/309/KPTS/013/2020 dengan ditandatangani Gubernur Khofifah Indar Parawansa, KEE Mangrove Ujungpangkah seluas 1.500 Hektare terdiri dari Desa Pangkahwetan, Pangkahkulon, Banyuurip.

“Masyarakat sangat mendukung kegiatan ini, dan target menyusun rencana bisnis bersama masyarakat dan pihak-pihak lainnya,” tandasnya. (fir/rof)

Most Read

Berita Terbaru