GRESIK – Disejumlah wilayah Kabupaten Gresik mengalami krisis solar. Kondisi ini dikeluhkan para nelayan dan petani. Mereka kesulitan beraktivitas selama seminggu terakhir. Salah satu kelangkaan terjadi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Desa Suci.
Salah satu petugas SPBU Denny mengatakan, memang benar ada kelangkaan jenis pertamina solar. Sedangkan untuk jenis pertalite dan pertamax masih tersedia. “Sudah sekitar seminggu mas,” ucapnya di lokasi, Minggu (17/10).
Denny menjelaskan kelangkaan solar dikarenakan ada pembatasan pengiriman dari pusat. “Ada pembatasan pengiriman mas,” imbuhnya.\
Hal sama juga terjadi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Desa Golokan Kecamatan Sidayu. Pantauan di lapangan, pengendara kendaraan roda dua maupun roda empat tengah berjajar mengantre dengan membawa jerigen beragam ukuran untuk membeli solar. Rata-rata mereka adalah para petani maupun petambak di wilayah Gresik Utara dan sekitarnya.
“Solarnya habis telat mas, jadi sekarang antre, karena petani waktunya mengairi sawah maupun tambak,” kata Haryono, salah satu warga yang tengah mengantre.
Antrean ini sudah terjadi selama beberapa hari terakhir. Bahkan kondisi antrean di SPBU lantaran kelangkaan stock solar tersebut diunggah di media sosial.
“Sudah mulai beberapa hari kemarin sudah tidak ada solar,” ungkapnya.
Di tempat terpisah, Nelayan asal Campurejo Solihun mengaku sudah sekitar lima hari stok solar kosong di daerahnya. Kendati demikian para nelayan tetap melalut dengan stok solar yang ada dan tidak ada kenaikan harga solat di Wilayah Gresik Utara itu.
“Gak ada kenaikan harga tapi solarnya yang tidak ada,” ucapnya.
Solihun bersama nelayan lainnya mengaku sangat kekurangan bahan minyak solar untuk melalut. “Kita harus bagaimana, hanya pasrah saja,” keluhnya.
Dalam perhitungannya, nelayan menghabiskan 125 liter solar sekali melalut. Dengan menggunakan kapal di bawah 8 gros ton (GT) yang beroperasi satu pekan melaut butuh solar 125 liter.
Menanggapi hal itu, Ketua DPRD Gresik Abdul Qodir meminta agar pemerintah daerah segera mengintervensi pihak-pihak terkait. Bila perlu Gresik Migas sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) turun tangan mencari solusi.
“Pemerintah harus melakukan intervensi terkait kelangkaan ini, jangan dibiarkan harus ada intervensi, kalau perlu perankan GM (Gresik Migas) untuk cari solusi atas kelangkaan bahan bakar ini,” tegasnya.(yud/rof)