GRESIK – Pemerintah Kabupaten Gresik pada tahun 2022 mengalokasikan dana sebesar Rp 5 miliar dari anggaran APBD untuk pengerukan Kali Lamong. Meski terbilang minim, namun hal ini membuktikan keseriusan pemerintah daerah dalam menuntaskan persoalan banjir Gresik Selatan.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Gresik Achmad Hadi, anggaran Rp 5 miliar dialokasikan pada APBD 2022 nantinya akan digunakan untuk pengerukan dan pembangunan tanggul. “Saat ini sejumlah alat berat sudah bersiaga di lapangan untuk melaksanakan pengerukan,” kata dia.
Diungkapkan, jika proses normalisasi Kali Lamong yang dilakukan di awal 2022 merupakan lanjutan dari program 2021. Pengerjaannya pun disegerakan untuk mengantisipasi terjadinya banjir di wilayah tersebut.
“Pada 2021, normalisasi baru dilakukan pada triwulan terakhir dan prosesnya terkendala karena bertepatan dengan musim hujan. Untuk kali ini, pengerukan dilakukan sejak triwulan pertama tahun 2022 agar tidak berkejaran dengan waktu dan antisipasi banjir lebih optimal,” paparnya.
Hingga saat ini total panjang Kali Lamong yang sudah dikeruk pada 2021 sepanjang 7,1 kilometer, yang dalam proses pengerjaannya dibantu paguyuban pengusaha di setiap kecamatan sepanjang 1,5 kilometer dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan sepanjang 1,5 kilometer. Selain itu, dalam program antisipasi banjir BBWS Bengawan Solo juga telah membangun kurang lebih 1,5 kilometer tanggul parapet di wilayah Kecamatan Cerme.
Sebelumnya, prioritas penanganan Kali Lamong telah tertuang dalam Perpres 80 tahun 2019, dengan melibatkan pemerintah dan perusahaan. Kali Lamong merupakan anak sungai Bengawan Solo yang mengalir sepanjang 103 km dan melintasi 4 kabupaten kota, masing-masing Lamongan, Mojokerto, Gresik dan Surabaya, dimana hampir 50 persen alirannya atau 58,1 km ada di wilayah Gresik. (fir/han)