GRESIK – Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya mendorong pemenuhan garam industri di tanah air. Kebijakan tersebut berangkat dari kebutuhan garam sebagai bahan baku bagi sektor manufaktur yang diproyeksikan akan terus meningkat setiap tahunnya.
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Gresik, Hamzah Takim berharap agar industri produsen garam tidak hanya melakukan importasi garam melainkan menyerap garam dari petani lokal untuk diolah menjadi garam industri.
“Harga garam para petani selama ini masih rendah karena banyaknya garam impor beredar. Bahkan petani harus menjual garammya sendiri ke end user karena tidak ada perusahaan yang menyerap. Kami berharap karena perusahaan pengolah garam ini ada di Gresik agar garam para petani lebih terserap sehingga manfaat perusahaan dapat dirasakan oleh warga lokal,” kata Hamzah Takim yang juga anggota Fraksi Golkar DPRD Gresik itu.
Sementara itu, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita dalam kunjungan kerjanya ke Gresik akhir pekan lalu memaparkan, kebutuhan garam pada 2020 mencapai 4,4 juta ton dimana 84 persen dari angka tersebut merupakan kebutuhan industri manufaktur.
“Ditambah adanya pertumbuhan industri eksisting 5 sampai 7 persen serta penambahan industri baru,” kata Agus Gumiwang. Dikatakan, total kebutuhan garam untuk bahan baku sektor manufaktur belum sepenuhnya dapat dipenuhi oleh industri pengolahan garam di dalam negeri, sehingga dilakukan impor untuk mengisi kebutuhan tersebut. Sebagai bahan baku industri, garamlokal masih perlu peningkatan dalam segi aspek kuantitas, kualitas, kontinuitas pasokan dan kepastian harga.
“Impor garam sebenarnya merupakan keterpaksaan, demi menjamin kepastian pasokan bahan baku garam bagi industri dalam negeri, khususnya sektor alkali(chlor alcali plant/CAP), pulp, kertas, aneka pangan, farmasi, kosmetik, dan pengeboran minyak,” kata dia. Implementasi teknologi garam tanpa lahan yang merupakan garam dari rejected brine Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Kemudian mendorong pabrik pemurnian garam rakyat menjadi garam industri. “Pabrik teknologi garam ini telah dibangun di Gresik dengan kapasitas 40 ribu ton,” paparnya. (fir/han)