KOTA- Masih banyak ruas jalan di Gresik membutuhkan perbaikan. Jalan-jalan pun kerap dikeluhkan warga karena lambat direspon oleh pemerintah. Malahan, Pemkab menggunakan dana Unit Reaksi Cepat (URC) untuk jalan yang tergolong masih bagus.
Jalan di Cermen Lerek, Kedamean misalnya. Kerusakan di jalan penghubung Kedamean dengan Pundutrate Benjeng itu terlihat cukup parah. Jalan berupa paving itu sudah mengelupas. Bahkan, terlihat seperti jalan tanah saking parahnya. Namun, tak kunjung diperbaiki.
Salah satub warga Sucahyono mengatakan, jalan tersebut kerap kali rusak karena hanya berupa paving. Warga yang melintasinya pun cukup berbahaya karena lubang-lubang cukup dalam. Titik kerusakan itu sepanjang 500 meter lebih.
Di tempat lain yakni jalan Karangpundut-Metatu juga demikian. Jalan penghubung Benjeng dengan Duduksampeyan itu berulangkali sudah disuarakan oleh warga. Malahan sudah enam bulan dilaporkan beberapa kali ke URC Pemkab Gresik. Namun belum juga ada tindakan. Namun kedua ruas jalan tersebut sudah dianggarkan dalam APBD 2021 ini. Dalam website LPSE, tercatat masing-masing dianggarkan Rp 997 juta dan Rp 1,5 miliar.
Hingga minggu kedua bulan Juni ini, tim URC Pemkab Gresik setidaknya telah melakukan pekerjaan di 14 titik. Dari total anggaran Rp 10 miliar dalam APBD 2021, telah digunakan sebanyak Rp 6,4 miliar.
Pekerjaan yang dilakukan oleh tim URC itu banyak sekali mendapat sorotan. Sebab, jalan yang masih bagus dilakukan pengaspalan. Itupun tanpa melalui proses lelang. Contohnya, di Jalan Arif Rahman Hakim dan Jalan Sumatera GKB. Sesuai Perpres 12/2021 tentang perubahan Perpres 16/2018 tentang pengadaan barang/jasa pemerintah, nilai pekerjaan diatas Rp 200 juta diwajibkan melalui proses lelang.
Untuk pengaspalan di Jalan Arif Rahman Hakim dan Jalan Sumatera tersebut masing-masing menelan anggaran Rp 651,8 juta dan Rp 950,1 juta. Anggaran tersebut untuk menyediakan 541 ton aspal di Jalan Arif Rahman Hakim dan 789 ton aspal di Jalan Sumatera dengan masing-masing ketebalan aspal 5 centimeter. Untuk panjang pekerjaannya, di Jalan Arif Rahman Hakim 584 meter sedangkan di Jalan Sumatera yakni 1.043 meter.
Setelah menghadiri rapat dengar pendapat beberapa waktu lalu, Kepala Dinas PUTR Gunawan Setiaji ketika dikonfirmasi mengatakan, pekerjaan dititik tersebut merupakan swakelola. Untuk URC, sistemnya membeli barang yakni berupa aspal di e-katalog. Nah pembelian aspal itu sekaligus include pemasangannya. “Itu bisa, jadi tahun 2021 ini kita beli sekian ton misalnya untuk stok. Ketika ada jalan yang butuh perbaikan tinggal dikerjakan,” ucapnya.
Menanggapi hal itu, Sekertaris Komisi III DPRD Gresik Abdullah Hamdi beranggapan cara yang dilakukan oleh DPUTR itu salah. Apalagi untuk anggaran yang tersedia, serapannya paling tinggi namun pengerjaannya tidak tepat sasaran.
Menurutnya, tugas Tim URC merupakan melakukan pekerjaan yang bersifat mendesak dengan tingkat keparahan tertentu. Namun untuk di Jalan Arif Rahman Hakim, Jalan Sumatera selama ini belum bisa dianggap rusak. “Satu lagi, pekerjaan URC itu kan perbaikan, tapi hasilnya jalan itu seperti peningkatan jalan. Dan untuk perbaikan itu tidak ada KOR untuk mengukur ketebalan. Sedangkan dititik lain masih banyak yang rusak,” ucapnya.
Pantauan Jawa Pos, jalan di Arif Rahman Hakim itu memang cukup mulus. Sejak simpang tiga pasar senggol hingga depan Hotel Sapta Nawa. Aspalnya pun cukup tebal sekitar 5 centimeter. Disetiap 50 meter sekali, terdapat aspal tambalan bekas KOR dan ditulisi dengan cat putih.
Menurut Hamdi, pihaknya juga telah mengecek harga aspal dipasaran Gresik saat ini. Untuk satu tonnya seharga Rp 1,2 hingga 1,4 juta. Jika dihitung per meter berkisar Rp 100 ribu. “Sebetulnya silahkan pengadaan barang untuk URC tapi untuk pekerjaan yang mendesak dan yang harus dikerjakan oleh URC,” tutupnya. (Fir)