GRESIK – Pengunjung wisata religi Makam Sunan Giri, Kecamatan Kebomas mengalami peningkatan di momen perayaan Isra Miraj. Lebih dari 1.000 peziarah melantunkan dzikir dan doa di area makam Sunan Giri, Kamis (11/2).
Hal ini sudah menjadi adat bagi masyarakat untuk ziarah ke makam para wali yang babat alas menyebarkan Islam di Indonesia. Seperti di momen-momen besar islam, seperti isra miraj ini. Apalagi, di sisi lain bulan suci ramadhan tinggal sebulan lagi.
Penjaga Makam Zaini mengatakan pengunjung hari ini meningkat dari hari-hari biasanya. Namun tetap tidak seramai seperti sebelum pandemi covid-19. “H-1 bulan sebelum ramadhan biasanya memang ramai peziarah. Puncaknya di H-7 sampai H-1,” ujarnya, Kamis (11/3).
Zaini mengungkapkan peziarah yang datang di hari isra miraj ini ada sekitar 1.200 orang. Itu dihitung dari total 20 puluh bus yang datang.
“Satu bus muat 60 orang, kalau 20 bus tinggal kalikan sendiri dan rata-rata peziarah berasal dari luar kota namun tidak ada yang dari luar provinsi. Ketika ada yang dari luar provinsi maka akan dilarang masuk ke pendopo utama makam. Hal ini untuk menghindari potensi buruk pandemi covid-19, “pungkasnya. (yud/rof)
GRESIK – Pengunjung wisata religi Makam Sunan Giri, Kecamatan Kebomas mengalami peningkatan di momen perayaan Isra Miraj. Lebih dari 1.000 peziarah melantunkan dzikir dan doa di area makam Sunan Giri, Kamis (11/2).
Hal ini sudah menjadi adat bagi masyarakat untuk ziarah ke makam para wali yang babat alas menyebarkan Islam di Indonesia. Seperti di momen-momen besar islam, seperti isra miraj ini. Apalagi, di sisi lain bulan suci ramadhan tinggal sebulan lagi.
Penjaga Makam Zaini mengatakan pengunjung hari ini meningkat dari hari-hari biasanya. Namun tetap tidak seramai seperti sebelum pandemi covid-19. “H-1 bulan sebelum ramadhan biasanya memang ramai peziarah. Puncaknya di H-7 sampai H-1,” ujarnya, Kamis (11/3).
Zaini mengungkapkan peziarah yang datang di hari isra miraj ini ada sekitar 1.200 orang. Itu dihitung dari total 20 puluh bus yang datang.
“Satu bus muat 60 orang, kalau 20 bus tinggal kalikan sendiri dan rata-rata peziarah berasal dari luar kota namun tidak ada yang dari luar provinsi. Ketika ada yang dari luar provinsi maka akan dilarang masuk ke pendopo utama makam. Hal ini untuk menghindari potensi buruk pandemi covid-19, “pungkasnya. (yud/rof)
