GRESIK – Ratusan massa aksi mengatasnamakan Aliansi Gerakan Pribumi Bergerak (Gaprak) mendatangi kawasan industri Java Integrated Industrial Ports and Estate (JIIPE) berada di Kecamatan Manyar. Massa yang tergabung dari beberapa aktivis yang berasal dari empat Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) itu melakukan aksi demo menuntut perusahaan di Kota Pudak khususnya Smelter PT Freeport Indonesia mempekerjakan warga lokal Gresik.
Dalam aksinya para pendemo membawa mobil komando serta belasan bendera organisasi masing-masing. Mereka melakukan orasi, juga membentangkan spanduk besar bertuliskan nada protes seperti “Wong Gresik Dilarang Jadi Pengangguran”. “Kami datang kesini untuk memperjuangkan nasib warga Gresik yang masih nganggur, apa guna investasi besar-besaran jika masyarakat lokal masih banyak yang nganggur,” ujar Koordinator Umum (Kordum) Aksi yang juga ketua Forum Komunikasi Warga Suci (FKWS) Jaun Farhat.
Industri di Gresik, kata Gus Farhat, sapaan akrab Jaun Farhat harus memprioritaskan tenaga kerja lokal. Merekalah yang paling terdampak, terlebih masyarakat yang berada di wilayah terdekat (ring 1) perusahaan. Â “Kami berdiri disini menuntut hak masyarakat Gresik yang secara langsung terdampak oleh industrialisasi, wong Gresik dilarang nganggur,” tegasnya.
Sementara Ketua Forum Kota (Forkot) Gresik, Haris Sofwanul Faqih dalam orasinya menyatakan, industri di Gresik realitanya belum mampu mengurangi tingginya angka pengangguran masyarakat lokal. “Gresik ini banyak investasi-investasi besar, namun faktanya masih banyak masyarakat lokal yang pengangguran,” ucapnya.
Tak ditemui pihak perusahaan, massa aksi kemudian bergerak menuju kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik untuk menyuarakan tuntutannya. Diantara organisasi yang tergabung adalah Forum Kota (Forkot) Gresik, Forum Komunikasi Warga Suci (FKWS), Forum Perjuangan Pemuda Indonesia (FPI), dan Generasi Pemuda Nusantara (Genpatra).(yud/han)