28.3 C
Gresik
Wednesday, 7 June 2023

Kisah Cinta Rumini dan Ibu Tewas Berpelukan Diterjang Erupsi Semeru

LUMAJANG-Pengorbanan anak terhadap sang ibu menjadi kisah menyedihkan di balik peristiwa erupsi Gunung Semeru Lumajang, Minggu (5/12). Rumini, 28 begitulah namanya. Perempuan itu ditemukan tewas berpelukan dengan sang ibu Salamah, 70 di dapur rumahnya Desa Curah Kobokan Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.

Adik ipar Salamah bernama Legiman mengaku ketika  erupsi Semeru, semua orang panik berlarian meninggalkan tempat tinggal mereka. Tidak ada satupun barang yang dibawa dari rumahnya. Namun, Salamah tak sempat melarikan diri. Tubuhnya renta sepuh. Akhirnya, ia memilih tinggal di rumah.

Pada saat bersamaan, Rumini tak tega meninggalkan ibunya seorang diri. Salamah sempat meminta Rumini meninggalkan rumah karena kondisinya masih muda. Namun, Rumini bersikukuh untuk menemani Salamah.

Akhirnya, mereka berdua pun tetap tinggal di dalam rumah ketika peristiwa dahsyat itu terjadi. “Usai erupsi cari adik ipar sama keponakanku. Pas bongkar rontokan tembok dapur, terus tangannya kelihatan dan langsung kami bersihkan dan dibawa ke rumah untuk dimakamkan,” kata Legiman.

Gunung Semeru dilaporkan meletus pada Sabtu, 4 Desember 2021 sekitar pukul 15.00 WIB. Letupan awan panas guguran (APG) membumbung ke angkasa hingga mencapai 11 kilometer. Peristiwa itu sempat membuat langit di Kabupaten Lumajang berubah gelap karena dipenuhi debu vulkanik. BNPB memaparkan bahwa letusan itu telah berdampak pada sejumlah desa di dua kecamatan.

BNPB mendata jumlah korban luka berat yang mencapai 35 orang. Di antaranya dirawat di RSUD dr. Haryoto berjumlah 8 orang, RSUD Pasirian 16 orang, Puskesmas Penanggal 8 orang, dan RS Bhayangka 3 orang. Muhari mencatat jumlah korban luka ringan yang mencapai 21 orang. Total korban luka berat dan ringan berjumlah 56 orang atau berkurang dari sebelumnya mencapai 69 orang

Bencana letusan Gunung Semeru berdampak pada 5.205 jiwa di Kecamatan Candipuro dan Kecamatan Pronojiwo. Dari jumlah tersebut, 1.300 jiwa di antaranya dilaporkan tengah berada di tempat pengungsian. BNPB sedang mencari 9 orang pengungsi yang belum ditemukan atau sedang proses pendataan. (han)

 

LUMAJANG-Pengorbanan anak terhadap sang ibu menjadi kisah menyedihkan di balik peristiwa erupsi Gunung Semeru Lumajang, Minggu (5/12). Rumini, 28 begitulah namanya. Perempuan itu ditemukan tewas berpelukan dengan sang ibu Salamah, 70 di dapur rumahnya Desa Curah Kobokan Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.

Adik ipar Salamah bernama Legiman mengaku ketika  erupsi Semeru, semua orang panik berlarian meninggalkan tempat tinggal mereka. Tidak ada satupun barang yang dibawa dari rumahnya. Namun, Salamah tak sempat melarikan diri. Tubuhnya renta sepuh. Akhirnya, ia memilih tinggal di rumah.

Pada saat bersamaan, Rumini tak tega meninggalkan ibunya seorang diri. Salamah sempat meminta Rumini meninggalkan rumah karena kondisinya masih muda. Namun, Rumini bersikukuh untuk menemani Salamah.

-

Akhirnya, mereka berdua pun tetap tinggal di dalam rumah ketika peristiwa dahsyat itu terjadi. “Usai erupsi cari adik ipar sama keponakanku. Pas bongkar rontokan tembok dapur, terus tangannya kelihatan dan langsung kami bersihkan dan dibawa ke rumah untuk dimakamkan,” kata Legiman.

Gunung Semeru dilaporkan meletus pada Sabtu, 4 Desember 2021 sekitar pukul 15.00 WIB. Letupan awan panas guguran (APG) membumbung ke angkasa hingga mencapai 11 kilometer. Peristiwa itu sempat membuat langit di Kabupaten Lumajang berubah gelap karena dipenuhi debu vulkanik. BNPB memaparkan bahwa letusan itu telah berdampak pada sejumlah desa di dua kecamatan.

BNPB mendata jumlah korban luka berat yang mencapai 35 orang. Di antaranya dirawat di RSUD dr. Haryoto berjumlah 8 orang, RSUD Pasirian 16 orang, Puskesmas Penanggal 8 orang, dan RS Bhayangka 3 orang. Muhari mencatat jumlah korban luka ringan yang mencapai 21 orang. Total korban luka berat dan ringan berjumlah 56 orang atau berkurang dari sebelumnya mencapai 69 orang

Bencana letusan Gunung Semeru berdampak pada 5.205 jiwa di Kecamatan Candipuro dan Kecamatan Pronojiwo. Dari jumlah tersebut, 1.300 jiwa di antaranya dilaporkan tengah berada di tempat pengungsian. BNPB sedang mencari 9 orang pengungsi yang belum ditemukan atau sedang proses pendataan. (han)

 

Most Read

Berita Terbaru