GRESIK– Selama pandemi, target omzet maupun kepesertaan Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS) Kesehatan Gresik belum terealisasi. Hal itu karena banyak beberapa peserta yang tidak mampu membayar dan recofusing anggaran.
“Beberapa perusahaan mengalami kesulitan membayarm namun secara global tetap ada peningkatan,” kata Kepala BPJS Kesehatan Cabang Gresik Tutus Novita Dewi saat diskusi online bertajuk Obras (Obrolan Santai Bersama BPJS Kesehatan), Senin (6/8).
Dipaparkannya, saat ini jumlah kepesertaan Program JKN-KIS telah mencapai lebih dari 222 juta jiwa, khusus untuk di Kabupaten Gresik sendiri alhamdulillah telah mencapai 79,09 persen atau 1.015.396. Kabupaten Lamongan sebesar 74.31 persen atau 1.025.206 jiwa. Sedangkan untuk fasilitas kesehatan total keseluruhan untuk Kabupaten Gresik sebanyak 126 fasilitas kesehatan dan untuk Kabupaten Lamongan total keseluruhan 98 fasilitas kesehatan. “Meski belum 80 persen, namun kami optimistis sampai akhir tahun bisa sesuai target karena pandemi sudah mulai menurun,” kata Tutus.
Berbagai upaya dilakukan dalam meningkatkan jumlah peserta, baik dari bukan penerima bantuan iuran (BPBI) dan penerima bantuan iuran (PBI). “Tingkat penerimaan masih mencukupi, perbandingannya, 1: 5.000. Kami akan menambah faskses di tingkat 1 maupun seterusnya,” ungkapnya.
Dalam mempercepat anggota, BPJS Kesehatan akan menjalin kerjasama dengan berbagai instansi, mulai dari dinas ketenagakerjaan (dinskaer), desa-desa, perusahaan-perusahaan dan lain sebagainya. (jar/han)