GRESIK – Dalam upaya mengurangi angka kematian akibat penyebaran Covid-19, pemerintah mulai memasifkan gerakan donor plasma konvaselen. Demi mendorong gerakan tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik menghibahkan dana APBD Rp 2 miliar kepada PMI.
Ketua PMI Gresik, Moh Nadjib mengatakan, dana tersebut akan digunakan untuk efektivitas PMI Gresik menyediakan plasma konvalesen bagi pasien covid-19. “Selama ini untuk memenuhi kebutuhan plasma konvalesen, PMI Gresik bekerjasama dengan PMI Sidoarjo,” jelasnya.
Dipaparkannya, dari dana hibat tersebut PMI membelikan alat donor darah apheresis buatan Cina senilai Rp 800 juta. Meski dana belum turun, namun alat tersebut sudah ada di kantor PMI Gresik Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo. “Baru Maret kami bayar, karena ini urgen maka kami melakukan pengadaan terlebih dahulu,” jelasnya. Selain apheresis yang dibeli dari dana hibah pemkab, PMI juga memiliki alat apheresis buatan Jerman senilai Rp 1 miliar. Apheresis asal Jerman itu bantuan dari Yayasan Tulang Rusuk. Ketersediaan dua alat tersebut membantu PMI mendukung ketersediaan plasma konvalesen di wilayah Gresik maupun luar kota. “Sebelumnya PMI hanya melayani 4 pendonor dalam sehari, sekarang dengan penambahan alat tersebut, PMI dapat melayani 10 pendonor tiap harinya,”ujarnya.
Kepala Unit Transfusi Darah PMI Gresik, dr Jufrita Endriana mengatakan, sebelum penyintas atau orang yang pernah terpapar virus Corona mendonorkan plasma konvalesen, mereka harus melewati screening ketat lewat tes laboratorium. Proses screening pendonor bisa memakan waktu satu hari. Proses screening ketat itulah yang menjadikan biaya satu kantong plasma konvalesen mahal, yakni 2 juta per kantong. Tidak hanya itu, perlakuan khusus juga diberikan pada kantong plasma konvalesen. “Jika untuk donor darah biasa, harga kantong hanya berkisar 60 ribu. Untuk satu kantong plasma konvalesen memakan anggaran 1,3 juta, hanya untuk satu kantong,” tegasnya. Dengan adanya dua alat apheresis yang dimiliki PMI saat ini, diharapkan mengurangi beban biaya plasma konvalesen.
Sementara itu dari data PMI, sampai hari ini PMI Gresik telah mendistribusikan sekitar 500 kantong plasma konvalesen. Dengan kebutuhan plasma konvalesen per rumah sakit rata- rata 15- 20 kantong. Saat ini, tercatat 30 antrean pendonor plasma konvalesen di PMI Gresik. Tingginya antusiasme masyarakat untuk menjadi pendonor ini, tidak lepas dari upaya PMI menggandeng Disnaker (Dinas Ketenagakerjaan) Gresik dalam mengumpulkan seluruh perusahaan industri Gresik. Kerja sama tersebut tertuang dalam MOU yakni terkait pembukaan data bagi karyawan mereka yang pernah menderita covid-19 dan ajakan untuk turut berkontribusi dalam pendonoran plasma konvalesen.
Kepala Dinkes Gresik, drg Saifudin Ghozali mengaku, bantuan alat tersebut menjadi upaya penanganan dan kuratif pelayanan kesehatan terhadap penderita covid-19. “Plasma ini salah satu terapi yang dipakai. Jadi plasma itu adalah donor darah tapi dikhususkan untuk bagi siapa yang sudah pernah terkonfirmasi dan dipakai karena mengandung antibodi terhadap covid,”ungkap dia. (jar/han)