27.2 C
Gresik
Thursday, 23 March 2023

Penyelenggaraan Umrah Tunggu Surat Edaran Kementerian Agama Pusat

GRESIK – Arab Saudi telah memperbolehkan Indonesia mengirimkan jamaah umrah. Namun, Kementerian Agama (Kemenag) Gresik masih menunggu edaran dari pusat seperti apa mekanismenya.

Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umroh Gresik, Moh. Nasim mengatakan, untuk pelaksanaan umrah di Gresik masih menunggu surat edaran dari Kemenag pusat. “Terkait untuk umroh  masih menunggu surat edaran dari Kementerian Agama, pemerintah dan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU). Karena masih dalam tahap pembicaraan kemarin,”kata Nasim.

Dikatakan juga untuk Kemenag Gresik hanya melakukan pengurusan password untuk jamaah umroh dan haji. “Itu yang menjadi kewenangan kami. Yang lainnya menunggu petunjuk pusat,”ungkapnya.

Sementara itu Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Hilman Latief memastikan edaran yang diterbitkan otoritas penerbangan Arab Saudi atau General Authority of Civil Aviation (GACA), tertanggal 25 November 2021 ini juga berlaku untuk penerbangan jemaah umrah. Lanjut Hilman, bukan berarti keberangkatan jemaah umrah bisa langsung dilakukan pada 1 Desember 2021. Sebab, masih ada  proses persiapan yang harus dilakukan, antara lain terkait pendataan jemaah, paket layanan, dan pengurusan visa.

“Menindaklanjuti dicabutnya suspend penerbangan, Kementerian Agama RI dan Kementerian Haji Saudi akan membahas teknis penyelenggaraan umrah,”ujar Hilman yang saat ini masih berada di Arab Saudi, Minggu (28/11).

Hilman menjelaskan, pihaknya dalam pertemuan itu akan memaparkan kesiapan Indonesia dan skenario pemberangkatan jemaah umrah di masa pandemi. Skenario tersebut antara lain berkenaan dengan one gate policy (kebijakan satu pintu), skema karantina, validasi sertifikat vaksin dan hasil PCR, manasik umrah di masa pandemi, serta lainnya.

“Dengan Kemenhaj Saudi, kita juga akan bahas skema dan durasi waktu karantina di Saudi, proses pengurusan visa, paket layanan, termasuk jadwal pergerakan dan masa tinggal jemaah selama di Tanah Suci,”jelas Hilman.

Dirjen PHU berharap skenario bersama ini bisa segera disepakati sehingga dapat menjadi panduan bagi pemerintah, penyelenggara perjalanan ibadah umrah (PPIU), dan juga jemaah umrah.

“Semoga jemaah umrah Indonesia bisa segera mengobati kerinduannya untuk ziarah ke Tanah Suci,”harap Hilman. (jar/rof)

GRESIK – Arab Saudi telah memperbolehkan Indonesia mengirimkan jamaah umrah. Namun, Kementerian Agama (Kemenag) Gresik masih menunggu edaran dari pusat seperti apa mekanismenya.

Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umroh Gresik, Moh. Nasim mengatakan, untuk pelaksanaan umrah di Gresik masih menunggu surat edaran dari Kemenag pusat. “Terkait untuk umroh  masih menunggu surat edaran dari Kementerian Agama, pemerintah dan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU). Karena masih dalam tahap pembicaraan kemarin,”kata Nasim.

Dikatakan juga untuk Kemenag Gresik hanya melakukan pengurusan password untuk jamaah umroh dan haji. “Itu yang menjadi kewenangan kami. Yang lainnya menunggu petunjuk pusat,”ungkapnya.

-

Sementara itu Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Hilman Latief memastikan edaran yang diterbitkan otoritas penerbangan Arab Saudi atau General Authority of Civil Aviation (GACA), tertanggal 25 November 2021 ini juga berlaku untuk penerbangan jemaah umrah. Lanjut Hilman, bukan berarti keberangkatan jemaah umrah bisa langsung dilakukan pada 1 Desember 2021. Sebab, masih ada  proses persiapan yang harus dilakukan, antara lain terkait pendataan jemaah, paket layanan, dan pengurusan visa.

“Menindaklanjuti dicabutnya suspend penerbangan, Kementerian Agama RI dan Kementerian Haji Saudi akan membahas teknis penyelenggaraan umrah,”ujar Hilman yang saat ini masih berada di Arab Saudi, Minggu (28/11).

Hilman menjelaskan, pihaknya dalam pertemuan itu akan memaparkan kesiapan Indonesia dan skenario pemberangkatan jemaah umrah di masa pandemi. Skenario tersebut antara lain berkenaan dengan one gate policy (kebijakan satu pintu), skema karantina, validasi sertifikat vaksin dan hasil PCR, manasik umrah di masa pandemi, serta lainnya.

“Dengan Kemenhaj Saudi, kita juga akan bahas skema dan durasi waktu karantina di Saudi, proses pengurusan visa, paket layanan, termasuk jadwal pergerakan dan masa tinggal jemaah selama di Tanah Suci,”jelas Hilman.

Dirjen PHU berharap skenario bersama ini bisa segera disepakati sehingga dapat menjadi panduan bagi pemerintah, penyelenggara perjalanan ibadah umrah (PPIU), dan juga jemaah umrah.

“Semoga jemaah umrah Indonesia bisa segera mengobati kerinduannya untuk ziarah ke Tanah Suci,”harap Hilman. (jar/rof)

Most Read

Berita Terbaru