GRESIK – Bulan Ramadan menjadi berkah bagi para penjual takjil dadakan. Hampir disetiap ruas jalan di Gresik selalu dipenuhi beragam jajanan takjil. Namun, pembeli harus lebih waspada dengan takjil dengan bahan berbahaya.
Rabu, (13/4) sore, tim Dinas Kesehatan dan Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) menguji sejumlah sampel jajanan takjil di Pasar Pondok Permata Suci (PPS). Lokasi itu memang termasuk yang paling ramai orang berjualan takjil.
Ada 12 sampel dari berbagai jenis makanan dan minuman dilakukan pengujian di tempat. Baik melalui jenis uji formalin, rhodamin, boraks dan metanil yellow. Jenis makan yang diuji itu pun beragam, mulai dari pentol, minuman es, hingga kerupuk.
Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Gresik Mukhibatul Khusna menyampaikan apabila tim kesehatan membeli jajanan takjil secara acak baik di Pasar PPS maupun sepanjang jalan PPS itu. Sore kemarin, diambil sebanyak 12 sampel dan langsung dilakukan uji lab di tempat. Beruntung, hasilnya semua negatif atau tidak mengandung bahan berbahaya.
Dinkes mengapresiasi karena semakin hari masyarakat atau pedagang semakin paham bahaya penggunaan bahan kimia pada makanan. “Hasilnya negatif semua dan layak dikonsumsi. Artinya para penjual pun saat ini semakin memperhatikan kesehatan pelanggannya,” ujar Khusna.
Meski demikian, tim uji makanan Dinkes tidak mungkin memeriksa satu per satu takjil yang dijual di Gresik. Karena itu, Khusna memberikan tips apabila bertemu dengan makanan dengan corak yang terlalu mencolok sebaiknya dihindari. Kemudian, makanan dengan kekenyalan keras ataupun muncul rasa getir, juga perlu dihindari.
“Kalau boraks itu kenyal keras, kemudian boraks pada kerupuk itu rasanya getir,” imbuhnya.
Dirinya menyebut, makanan yang mengandung bahan kimia itu sangat berbahaya bagi tubuh. Sebab bahan kimia itu mengandung karsinogen yang mengandung karsinonegic. Kandungan itu bisa menumbuhkan bibit kanker di dalam tubuh hingga bisa merusak ginjal. “Intinya kesehatan pasti akan terganggu dengan bahan ini,” tandasnya. (fir/han)