GRESIK – Potensi kemaritiman di Kabupaten Gresik dianggap belum tergarap maksimal. Padahal, studi akademik ada pendapatan asli daerah (PAD) di sektor ditaksir mencapai Rp 20 miliar.
Salah satu potensi yang dimaksud ada di dermaga nelayan Lumpur Gresik. Saat ini, di tempat tersebut 500 taksi air,yakni transportasi perahu warga setempat mengantarkan dari dermaga menuju ke kapal-kapal besar di tengah laut. Hampir setiap hari lalu lalang taksi air ini terjadi. Bahkan sangat padat. Namun, saat ini para supir taksi air ini belum terjamin akan keselamatannya. Misalnya penataan kapal hingga STNK.
Menurut Dosen Teknik Perkapalan Universitas Muhammdiyah Gresik, Ali Yusa menuturkan, Â perairan Gresik tepatnya di sekitaran dermaga Lumpur terdapat puluhan kapal tak bertuan. Hasil studinya setidaknya terdapat 75 kapal tenggelam dan tidak dimanfaatkan. Â “Banyak sekali kapal baja di atas 1.000 dwt dengan panjang sekitar 50 meter ke atas,” ujarnya.
Saat ini PAD dari sektor kemaritiman sudah masuk. Namun, dari hasil penelusuran setidaknya masih terdapat sekitar Rp 20 miliar yang masih berpotensi didapat Pemkab Gresik. Â “Tidak hanya bangkai kapal saja. Di dermaga Lumpur juga terdapat potensi seperti terminal khusus, terminal untuk keperluan sendiri. Ada kapal pinisi yang setengah tenggelam. Kalau ini dimanfaatkan menjadi wisata baru. Kemudian, dermaga di Lumpur bisa dibersihkan karena saat ini kotor,” jelasnya.
Terkait dengan potensi ini lanjut Ali Yusa, pihaknya berencana bakal menggandeng Dinas Perhubungan (Dishub) Gresik untuk langkah awal. Terutama soal keberadaan taksi air ini. Sebab selama ini, taksi air itu berjalan sendirian tanpa kehadiran pemerintah. Â “Kami berkomunikasikan dengan Pemkab Gresik. Yang jelas ini merupakan potensi baru dan bagus apabila pemerintah daerah hadir,” pungkasnya.(yud/han)