GRESIK – Berbagai cara dilakukan dalam meningkatkan kenyamanan bagi jamaah dan pengunjung masjid. Itupula yang dilakukan Masjid KH Ahmad Dahlan (KHAD) Gresik. Berada di lokasi strategis,masjid di kawasan Bunder itu sering menjadi tempat istirahat bagi parta musafir baik dari arah Lamongan ke Surabaya atau sebaliknya. Bahkan tidak hanya para musafir, warga Gresik dan luar kota pun banyak yang sengaja datang untuk menikmati beribadah di masjid ini. Pada bulan Ramadan, beragam program pun disediakan untuk melayani kebutuhan ibadah puasa para musafir.
Koordinator Bagian Imarah dan Peribadatan Masjid KHAD Gresik Kiswanto mengatakan, ada beberapa pengajian yang digelar, juga penyediaan makan berbuka dan sahur bagi jamaah. Untuk kajian rutin keagamaan digelar tiga kali sehari selama Ramadan ini, yakni bakda subuh, menjelang berbuka, dan kuliah setelah tarawih. “Kajian ini selain dihadiri jamaah secara langsung, juga disiarkan live streaming melalui saluran sosial media,” kata Kiswanto. Dengan hadirnya, Masjid KHAD, masyarakat menilai jika ada wisata religi baru di Gresik.
Asrinya suasana masjid menjadi pendukung kenyamanan beribadah. Maka tidak heran, pada akhir pekan jamaah tarawih bukan para musafir dan warga sekitar. Bahkan banyak di antara mereka sengaja datang dari jauh hanya untuk bertarawih di masjid yang beroperasi sejak April 2018 itu. Mereka datang rombongan bersama keluarga dari Pasuruan, Pati, hingga Bojonegoro.
Penyediaan makanan berbuka dan sahur dimanfaatkan pihak masjid sebagai sarana pemberdayaan warga. “Kami membeli makanan dari beberapa warga prasejahtera secara bergiliran. Ada juga sumbangan dari pengusaha maupun komunitas. Tiap harinya tidak kurang dari 400 porsi makanan berbuka yang kami bagikan,” ujar pria yang juga bergiat sebagai Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat PD Muhammadiyah Gresik itu. Semua disediakan gratis dan dengan menu makanan lengkap.
Masjid KHAD juga mengadakan iktikaf pada 10 hari terakhir Ramadan. Pesertanya tidak hanya warga sekitar dan para musafir yang kebetulan lewat. Bahkan banyak di antara jamaah iktikaf berasal dari luar kota seperti Surabaya, Sampang, Lamongan, Sidoarjo, dan Gresik sendiri. Takmir pun menyediakan tempat mukim khusus bagi jamaah laki-laki dan perempuan. “Tentu semua program, kajian, dan kegiatan selalu disesuaikan dengan protokol kesehatan. Ini merupakan ikhtiar dari Masjid KHAD untuk melayani kebutuhan ibadah dan menjaga kesehatan jamaah secara simultan,” pungkas Kiswanto. (ind/han)