GRESIK – Kolak ayam di Desa Gumeno, Kecamatan Manyar menjadi salah kuliner warisan budaya dari Kabupaten Gresik. Namun lantaran masih pandemi kuliner yang hanya disajikan pada malam 23 Ramadan ini pembuatannya dibatasi.
Suudin Ketua Panitia saat ditemui di Masjid Gumeno menuturkan karena masih dalam suasana pandemi, Panitia kolak ayam terpaksa membatasi pengunjung yang datang.
“Untuk tahun ini karena bertepatan dengan peraturan menjaga jarak, kami hanya menyediakan 300 porsi kolak ayam yang tersedia di Masjid Gumeno saat berbuka,” tuturnya.
Sedangkan untuk keseluruhan panitia memasak 250 porsi, dengan menghabiskan 125 ekor ayam. Porsi itu di luar jatah Masjid, karena nanti panitia yang akan membagikan ke warga penduduk.
“Kalau sebelum pandemi tamu yang datang bisa sampai 2.500 orang. Kebanyakan dari luar warga Gresik. Seperti Sidoarjo, Mojokerto hingga Suarabaya. Semuanya yang datang ingin mendapatkan berkah tinggalan waliyullah Sunan Ndalem,” jelasnya.
Adapun untuk ramuan kolak ayam sendiri, seperti gura merah, jinten, bawang daun, kelapa dan air. Proses pembuatannya juga menggunakan cara tradisional, supaya menyimpan keaslian ramuan dari Sunan Ndalem.
Pada kesempatan tersebut Suudin bercerita tradisi kolak gumeno itu sudah mulai popular sejak tahun1453. Saat Sunan Ndalem yang merupakan raja di Giri Kedaton tengah keadaan sakit. Beberapa obat tidak mampu menyembuhkanya. Kemudian putra dari Sunan Giri itu mendapatkan hidayah membuat ramuan kolak yang dicampuri ayam.
“Saat makan Kolak Ayam atas izin Allah, sakit Sunan Ndalem sembuh. Sehingga pasca itu, beliau meminta kepada warga sekitar agar membuat kolak tersebut pada malam ke 23 Ramadan, karena sang wali makan pada tanggal itu,” ujarnya, Selasa (4/5).
Suudin mengungkapkan semula jajanan kolak ayam lebih popular dengan sebutan sangering. Sang diartikan raja dan gering dalam bahasa jawa yakni sakit. Artinya obat raja yang sakit. Namun seiring waktu jajanan pembuka pada malam 23 Ramadan itu lebih terkenal dengan sebutan kolak ayam.
“Ayam yang digunakan sebetulnya harus ayam jago. Karena Sunan Ndalem meminta ayam jago. Tapi akhir-akhir ini kolak ayam diproduksi dalam jumlah besar maka ayam betina juga dimasak,” ungkapnya.
Uniknya lagi, dalam penyajian kolak ayam ini, semua yang mengerjakan adalah warga yang berjenis kelamin pria. Mulai dari proses memasak hingga membungkus ayam dalam kemasan. (yud/rof)