GRESIK – Hampir setahun, dampak pandemi Covid-19 memukul perekonomian para pelaku usaha di Kabupaten Gresik. Salah satunya, pedagang pasar Kota Gresik. Sejumlah pedagang memilih menutup usahanya karena keuntungan tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
KINI, hanya tersisa sejumlah pedagang saja yang tetap bertahan untuk berjualan. Alasan mereka karena sudah tidak ada lagi pekerjaan lain. “Mau tidak mau mas. Kalau tidak jualan mau dapat uang dari mana,” ujar salah satu pedagang.
Hal sama juga dialami Makrifah, seorang pedagang pakaian. Sambil kipas-kipas, wanita asal Gresik ini hanya bisa pasrah. Keadaan pasar sangat sepi dan lama kelamaan tidak bisa diandalkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Sehari ada yang laku saja sudah untung-untungan. Baju laku dua potong saja bersyukur sekali saya,” ucapnya, Kamis (28/1).
Dia menyampaikan, saking sepinya pembeli banyak stand yang ditutup. Ada pula yang disewakan lantaran barang dagangan tidak laku. Jika dipaksakan terus buka, bukan tidak mungkin dia segera gulung tikar menyusul para pedagang lainnya.
“Lebih banyak pengeluaran dibanding pemasukan. Lama-lama saya tidak jualan sekalian,” pungkasnya.
Menanggapi kondisi ini, Kepala Diskoperindag Gresik, Agus Budiono mengatakan sebenarnya ada stimulan untuk pelaku UMKM di Gresik. Mereka mendapat bantuan uang tunai karena terdampak pandemi Covid-19. Pada tahun lalu, pihaknya telah mengajukan bantuan ke pemerintah pusat sebanyak 21.700 UMKM. Namun, yang turun hanya 6 ribuan.
“Sekarang kita hanya bisa berharap pandemic segera berakhir. Sehingga kehidupan bisa kembali normal,” imbuhnya. (fir/yud/rof)