GRESIK-Kebijakan minyak goreng satu harga yang dilakukan oleh Kementrian Perdagangan (kemendag) tidak dirasakan warga di Pulau Bawean. Harga komoditas itu untuk jenis biasa masih berada di kisaran Rp 32 ribu sampai Rp 34 ribu per dua liter. Bahkan minyak goreng (migor) dengan kualitas premium harganya bisa sampai Rp 40 ribu per dua liter.
Hal tersebut diungkapkan, Anggota DPRD Gresik asal Fraksi Nasdem, Musa. Dia menuturkan jika minyak goreng di Bawean mahal lantaran transportasi.
“Saat saya cek langsung ke pasar-pasar harganya masih tinggi karena pengaruh BBM solar,” ujarnya.
Hal yang sama disampaikan rekan satu fraksi M Nasir. Politisi asal Menganti itu juga mengaku belum pernah membaca berita ada operasi pasar untuk meringankan beban masyarakat seperti di sejumlah daerah lain. Baik yang dilakukan pabrik bersangkutan, pemerintah atau pihak ketiga. ‘’Kami segera akan tanyakan ke OPD terkait,’’ ujarnya..
Nasir juga menyindir jika di Kota Pudak terdapat produsen minyak besar.
‘’Kok bisa stok langka? Ini kan sama saja tikus mati di lumbung padi. Wong di Gresik ada pabriknya, besar lagi. Kok masyarakat sulit mendapatkan,’’ ungkapnya.
Dia menuding tampaknya ada yang tidak beres dalam alurnya. Oleh sebab itu dirinya menyoroti keberadaan satgas ketahanan pangan. “Semestinya, mereka dapat hadir di tengah jerit kesulitan masyarakat. Apakah melakukan sidak atau penindakan terhadap kemungkinan adanya penimbunan,” pungkasnya. (fir/han)